Thursday, March 20, 2008

Laju Ekonomi/Pertumbuhan Ekonomi dunia

Beberapa waktu yang lalu saya membaca berita di Bisnis Indonesia pada tanggal 31 Januari 2008 mengenai prediksi laju/pertumbuhan ekonomi dunia yang sangat mengkhawatirkan yang salah satu sumbernya adalah dari laporan IMF.

Berikut petikan secara lengkap liputan Bisnis Indonesia tersebut :

IMF kembali koreksi prediksi laju ekonomi dunia 2008Bisnis-Indonesia, 31 Januari 2008
JAKARTA: Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari perkiraan awal 4,9% menjadi 4,1% menyusul sejumlah risiko terutama turbulensi di pasar keuangan dan perlemahan perekonomian AS.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan penurunan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2007 mencapai level terendah selama 26 tahun terakhir.
IMF menyatakan tekanan di pasar keuangan makin menguat berawal dari sektor kredit subprime AS dan memicu kerugian neraca keuangan perbankan negara maju dan pelepasan dana di pasar ekuitas global mencerminkan ketidakpastian yang tinggi. Risiko yang menghadang negara maju itu diperkirakan akan merembet ke negara berkembang.
“Pertumbuhan negara berkembang yang menggantungkan pada arus investasi akan lebih terpukul, sementara momentum kuat di sisi permintaan domestik di beberapa negara berkembang berpotensi meningkat,” tulis IMF dalam laporan yang bertajuk World Economic Outlook Update, kemarin.
Risiko yang lain adalah tantangan pada kebijakan moneter yang dihadapkan pada situasi untuk menyeimbangkan risiko dari tekanan inflasi dan perlambatan aktivitas ekonomi. Namun, IMF juga memperkirakan kemungkinan perlemahan harga minyak mentah yang berpeluang memperlambat inflasi.
IMF tercatat telah dua kali merilis laporan WEO Update yang memuat prediksi pertumbuhan ekonomi dunia, yaitu pada April dan Oktober 2007. Dalam dua laporan sebelumnya, risiko perlambatan pertumbuhan dunia lebih disebabkan lonjakan harga minyak dunia dan krisis subprime mortgage. Lembaga multilateral itu belum memasukkan risiko terjadinya resesi di AS.
Pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV/2007 kemarin dilaporkan turun pada level terendah dalam 26 tahun terakhir. Departemen Perdagangan AS menyatakan PDB negara itu hanya tumbuh 0,6%, anjlok dari posisi kuartal sebelumnya di level 4,9%.
Bunga The Fed
Federal Reserve kemungkinan menurunkan tingkat suku bunga untuk kedua kalinya dalam sembilan hari terakhir menjadi 3% dan mengindikasikan perekonomian masih dalam kondisi darurat.
Federal Open Market Committee (FOMC), yang mengakhiri dua hari pertemuannya kemarin, kemungkinan melanjutkan kebijakan darurat sebesar setengah poin dalam benchmark-nya, berdasarkan pendapat 48 dari 85 ekonom yang disurvei Bloomberg menjadi sekitar 3%.
Indeks Dow Jones hingga pukul 22.07 WIB melemah 43 poin pada awal perdagangan menjelang keputusan The Fed.
Di Jakarta, Kepala Investasi Pengelolaan Kekayaan Pribadi Deutsche Bank Chew Soon-Gek mengatakan laju inflasi dunia tahun ini masih terkendali khususnya di AS sebagai dampak dari pengaruh minimal dari gaji. Namun, dia memperkirakan harga makanan dan minyak akan tetap meningkat pada semester pertama dengan harga minyak rata-rata US$85 per barel. (nana.oktavia@bisnis. co.id/lutfi.zaenudin@bisnis.co.id)


Bila anda ingin mendapatkan informasi yang komplit dapat mengunjungi situs Bisnis Indonesia atau email kepada kontak personnya.
Nah Bagaimana pendapat anda...?

No comments: