tag:blogger.com,1999:blog-66757539290142086122024-02-06T19:37:02.397-08:00Kliping Berita Ekonomi Nasional dan InternasionalMasalah Ekonomi adalah masalah kita semua untuk itu tidak ada salahnya kita coba merenungkannya.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-67469238927927980962008-05-11T10:06:00.000-07:002008-05-11T10:07:25.481-07:00Purnomo: Besaran Kenaikan BBM Belum DitentukanSumber : Kompas<br /><br />Minggu, 11 Mei 2008 13:05 WIB<br /><br />JAKARTA, MINGGU - Pemerintah belum menentukan kisaran kenaikan harga bahan bakar minyak yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Isbiantoro saat menghadiri resepsi pernikahan Ketua DPR RI, Hidayat Nur Wahid, Minggu (11/5) siang.<br /><br />"Kisarannya bisa 10 persen, 20 persen, 30 persen. Kita belum tahu pastinya, sebab kita masih harus mem-breakdown untuk premium solar atau minyak tanah," ujarnya di Sasono Langgeng Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, tempat acara pernikahan Ketua MPR berlangsung.<br /><br />Namun, dia tak mau menjelaskan lebih lanjut tentang strategi Pemerintah untuk menentukan kisaran kenaikan harga BBM. Tak lupa, dia dan istri juga sempat mengucapkan selamat kepada mantan presiden PKS, Hidayat Nur Wahid.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-8902950887530883052008-05-11T10:05:00.000-07:002008-05-11T10:06:17.342-07:00Imbangi BLT dengan Pemotongan Gaji PejabatSumber : Kompas<br /><br />Minggu, 11 Mei 2008 20:54 WIB<br /><br />MAKASSAR, MINGGU- Pengamat sosial politik dari Universitas Muhahammadiyah Makassar Arqam Azikin mengingatkan, guna mengurangi penolakan publik terhadap rencama kenaikan harga BBM, pelu ada gerakan sosial berupa penyisihan gaji para pejabat struktrural negara yang mengimbangi bantuan langsung tunai atau BLT.<br /><br />Tidak sepantasnnya rakyat dibebani dampak kenaikan harga BBM hanya dengan alasan defisit APBN, sementara tidak ada ada upaya empatik dari pejabat negara di lingkungan eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk ikut serta menalangi beban APBN itu.<br /><br />"Tidak akan miskin para pejabat itu jika gajinya dipotong untuk gerakan sosial. Wapres Jusuf Kalla enak saja selalu mengedepankan alasan defisit APBN untuk membenarkan rencana kenaikan harga BBM. Namun, apakah Wapres lupa bahwa kenaikan harga BBM merembet ke harga-harga bahan pokok lainnya yang pasti memberatkan rakyat? Wapres dan para pejabat sih enak karena punya tunjuangan dari negara. Tapi rakyat? Sebagai wujud empati bagi rakyat, mestinya semua pejabat di lingkungan esekutif, legislatif, yudikatif, mulai tingkat presiden, menteri, eselon I-IV di pusat dan daerah, menyisihkan gajinya dengan persentase proporsional untuk mengimb angi defisit APBN," ujar Arqam di Makassar, Minggu (11/5).<br /><br />Arqam yakin dengan cara itu setidaknya penolakan rakyat atas rencana kenaikan BBM bisa berkurang dan dengan sendirinya kepercayaan publik pada pemerintah bisa pulih kembali.<br /><br />Tentang teknis pemotongan gaji pejabat, Arqam mengusulkan gaji Presiden dan Wapres dipotong 10 persen, menteri 8 persen, dirjen 7,5 persen, dan seterusnya sampai pejabat eselon IV, termasuk pejabat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Demikian pula para anggota DPR dan DRD. Termasuk pula hakim agung, jaksa agung, hakim tinggi, jaksa tinggi, dan hakim serta jaksa.<br /><br />"agaimana mungkin rakyat diminta mengerti tentang defisit APBN kalau para pejabat struktural negara sendiri tak punya kepedulian sosial?"kata Arqam.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-56159046510847097492008-05-11T10:03:00.000-07:002008-05-11T10:04:49.780-07:00Buka Lapangan Kerja! BLT Tidak Menolong MasyarakatSumber Berita : Kompas<br /><br />Kamis, 8 Mei 2008 15:47 WIB<br /><br />JAKARTA,KAMIS - Penasehat Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS Sri Edi Swasono menilai kebijakan pemerintah untuk memberikan BLT menyusul kebijakan menaikkan BBM medio tahun ini tidak tepat karena justru akan memupuk mental konsumtif. "BLT tidak menolong orang miskin di Indonesia dari dulu. Orang-orang Indonesia mikirnya hanya makan, tapi nggak mau produksi. Kita saksikan tiap hari budaya konsumtif dan membuat rakyat miskin yang tak berdaya beli menjadi frustasi," ujar Sri Edi dalam Forum Perspektif INSIDe tentang kondisi Indonesia di ambang frustasi ekonomi politik, di Jakarta, Kamis (8/5).<br /><br />Menurut Sri Edi, yang diperlukan saat ini adalah pembukaan lapangan kerja sebesar-besarnya untuk masyarakat dan semua lapisan gegap gempita mengusahakannya strategi pembangunaan yang logis untuk saat ini. "Strategi pembangunan nasional yang tepat tidak hanya memproduksi kebutuhan pokok untuk rakyat,tapi juga kebutuhan pokok masyarakat itu sendiri harus diproduksi oleh kita," tambahnya.<br /><br />Sri Edi juga menambahkan teori dan penerapan The Invisible Hand selama 30 tahun sudah tidak bisa dipertahankan, justru yang terjadi adalah ketimpangan ekonomi yang kemudian berubah menjadi polarisasi kekuatan ekonomi dan berakibat pada polarisasi sosial. "Polarisasi sosial adalah jika orang kaya sudah mulai jijik bertetangga dengan orang miskin dan mulai bikin lingkungan rumahnya sendiri ada rumah mewah, sekolah mewah dan sebagainya. Dan ini sudah terjadi," tandas Sri Edi.<br /><br />Sri Edi juga berulang kali menegaskan bahwa masyarakat tidak akan bertambah kaya dengan dipakaikan baju atau diberikan BLT tapi justru akan bertambah miskin.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-64578315205727139442008-05-11T10:02:00.000-07:002008-05-11T10:03:37.824-07:00Pedagang dan Konsumen Sama-sama KhawatirDiambil dari Kompas<br /><br />Minggu, 11 Mei 2008 19:51 WIB<br /><br />SALATIGA, MINGGU- Para pedagang maupun konsumen di beberapa pasar tradisional di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang mengkhawatirkan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. Meski beberapa pedagang sudah mendapat pemberitahuan dari distributor bahwa harga barang akan dinaikkan, belum ada yang mengambil kesempatan menaikkan harga.<br /><br />Berdasarkan pantauan di Pasar Kembangsari Baru, Tengaran, Kabupaten Semarang, dan Pasar Raya I Salatiga, Minggu (11/5), harga berbagai kebutuhan pokok masih relatif stabil dan belum terimbas rencana kenaikan harga BBM. Beberapa produk, seperti beras naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.000, tetapi ada pula yang stabil, seperti telur dan minyak goreng curah.<br /><br />Menurut Tarti (40), pedagang kelontongan di Pasar Kembangsari Baru, seiring dengan rencana pemerintah meningkatkan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir Mei mendatang, beberapa distributor sudah memberitahu harga akan langsung dinaikkan setelah pengumuman kenaikan BBM.<br /><br />"Berapa banyak kenaikannya saya belum tahu. Sampai sekarang harga masih seperti biasa. Kalau dinaikkan seka rang takutnya pelanggan banyak yang lari. Apalagi harga sudah tinggi," katanya.<br /><br />Ratmi (55), warga Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, mengaku khawatir bila BBM naik, harga berbagai kebutuhan akan langsung melonjak. Padahal, penghasilan suaminya sebagai buruh tidak meningkat, sekitar Rp 25.000 per hari.<br /><br />"Kalau harga mahal, kami hanya bisa mengurangi belanja. Kalau biasanya beli minyak goreng satu liter, nanti setengah liter saja," katanya.<br /><br />Sekretaris Komisi II DPRD Kota Salatiga Kustadi Danuri meminta agar pedagang tidak mengambil kesempatan menikkan harga barang sebelum kenaikan harga BBM. Meski tidak menolak kenaikan harga BBM, dia mengaku khawatir dampak penurunan daya beli, terutama untuk karyawan swasta yang upahnya relatif tetap, tidak seperti pegawai negeri sipil yang akan mendapat kenaikan up ah 20 persen.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-8292006137259748462008-04-27T05:20:00.000-07:002008-04-27T05:24:23.475-07:00Harga Beras Mulai NaikHarga beras mulai naik.....? wah kalau gitu makan roti aja...ah...<br />Itu kalau mereka berduit ...kalau enggak gimana..?<br />Seperti dilaporkan Kompas Harga beras di prediksikan naik,berikut petikannya secara utuh.<br /><br /><br /><em>Jumat, 25 April 2008 11:44 WIB<br />JAKARTA,JUMAT - Menyusul kenaikan harga pembelian pemerintah terhadap gabah dan beras yang diumumkan pemerintah hari Rabu silam, harga beras di salah satu pasar tradisional juga mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras merata untuk setiap kualitas beras dengan Rp 200 per kilogram yang dijual.<br /><br />Menurut Tatang, salah satu pemilik agen beras di Pasar Palmerah, kepada kompas.com, Jumat (25/4), kenaikan harga ini memang dimulai sejak dua hari yang lalu sejak pemerintah mengumumkan HPP baru untuk gabah dan beras. Di tokonya Tatang yang sebelumnya menjual beras kualitas Super dengan harga Rp 5.800 per kg kini menjual dengan harga Rp 6.000. Sedangkan beras kualitas sedang yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 5.000 naik menjadi Rp 5.200 per kg.<br /><br />Hal serupa juga terjadi untuk beras dengan kualitas rendah yang kini dijual dengan harga Rp 4.200. Tatang mengakui kenaikan harga beras ini belum mempengaruhi jumlah permintaan atau pembelian secara eceran maupun grosir dari dirinya yang bertindak sebagai agen beras. "Nggak ada pengaruh sih, karena memang naiknya dikit. Tapi kalau naiknya Rp 500 atau Rp 1.000 mungkin iya, ada pengaruhnya," ujar Tatang yang membantu ibunya, Sri Asih, yang telah berjualan beras sejak 20 tahun lalu.<br /><br />Toko beras Tatang mengambil beras jadi langsung dari daerah-daerah, seperti Karawang, Cirebon, dan Solo. Setelah itu, beras tersebut akan didistribusikan di sejumlah kios dan rumah makan di Jakarta.<br /><br />Sedangkan di Pasar Induk Cipinang (PIC), Jakarta, harga beras jenis IR menguat antara Rp 50 hingga Rp 100 per kg. Beras jenis IR yang naik yaitu IR 64-1 dari Rp 5.200 menjadi Rp 5.250 per kg, IR 64-11 menjadi Rp 4.900 dari Rp 4.850 per kg dan IR 64-111 dari Rp 4.350 menjadi Rp 4.450 per kg. Menurut dia, pasokan beras ke pasar induk dari berbagai sentra produksi di daerah tetap lancar mencapai 58.119 ton, sedangkan beras yang ke luar hanya 56.385 ton.<br /> <br />Pasokan beras dari sentra daerah yang paling tinggi, terutama berasal dari pantura Jawa Barat selama April (1 sampai 23 April) seperti Cirebon sebesar 17.683 ton, dari Karawang 17.515 ton, Bandung 6.627 ton dan Cianjur pada 700 ton. Sedangkan dari kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing mencapai 12.365 ton dan 2.275 ton yang didukung pula oleh stok beras di gudang Jakarta yang mencapai 227 ton.<br /><br />Kenaikan harga beras juga terjadi di sejumlah pasar tradisional di Gorontalo. Menurut sejumlah pedagang, stok di pasar stabil, namun permintaan agak meningkat sehingga memicu harga beras itu naik. Harga IR 64 naik menjadi Rp 5.500 dari Rp 5.300 per kg. Cibogor menjadi Rp 5.600 dari Rp. 5.400. Super Win menjadi Rp 6.300 dari Rp 6.000. Serta KS Super menjadi Rp 6.300 dari Rp 6.000.<br /><br />Sementara di Lampung, sejumlah pedagang beras di pasar- pasar tradisional berancang-ancang untuk menaikkan harga beras, karena harga beras dari penggilingan padi juga diperkirakan naik. "Kemarin saya beli beras dari pabrik penggilingan seharga Rp 4.000 per kilogram untuk beras asalan, saya jual Rp 4.300/Kg. Dengan kenaikan HPP itu, tentu pabrik menaikkan harga berasnya, dan kita juga menaikkan harga jualnya," kata Roji, pedagang beras di Pasar Tugu Bandarlampung seperti dikutip Antara.<br /> <br />Harga beras kualitas asalan Rp 4.300/Kg, sedang beras premium Rp 6.400/Kg. Sebelum pengumuman HPP itu, beberapa pabrik penggilingan malah menjual beras Rp3.500/Kg untuk kualitas asalan, seperti di Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan.<br /><br />Pemerintah menaikkan HPP gabah kering panen (GKP) di petani yang pada Inpres 3/2007 ditetapkan Rp 2.000/kg naik Rp 200 menjadi Rp 2.200/kg. Sedangkan untuk harga gabah kering giling (GKG) di gudang Bulog, merangkak naik dari sebelumnya Rp 2.600/kg menjadi Rp 2.840/kg. Kenaikan juga terjadi pada harga beras di gudang Bulog. Dari yang semula sebesar Rp 4.000, kini harganya menjadi Rp 4.300 per kg.</em><br /><em></em>Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-45015740057691023782008-04-27T05:15:00.000-07:002008-12-08T13:34:17.514-08:00Sebagian Besar Negara Bagian AS Tenggelam ke Resesi<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDeS0EqNsuRSW6uDtSxxxgWD2ZXevK2Kw0fyd9IP_sNgpyyjhQIKtcqexeqDDNEEdcpZytS1elO1higj6QzA6VxnSbUcGZ1vYVWASpNkoa97hMQeLDHVM5kh4VNm3cBrrApJydpAQEfWA/s1600-h/065606p.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5193897924458464322" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDeS0EqNsuRSW6uDtSxxxgWD2ZXevK2Kw0fyd9IP_sNgpyyjhQIKtcqexeqDDNEEdcpZytS1elO1higj6QzA6VxnSbUcGZ1vYVWASpNkoa97hMQeLDHVM5kh4VNm3cBrrApJydpAQEfWA/s320/065606p.jpg" border="0" /></a> Inilah berita terbaru dari negeri adidaya seperti dilaporkan Kompas .<br /><br /><em>Sabtu, 26 April 2008 06:48 WIB<br />WASHINGTON, SABTU - Sebagian besar kondisi keuangan di negara bagian Amerika Serikat memburuk dan menembus ambang batas resesi. Tanpa melihat apakah AS secara keseluruhan telah tenggelam ke dalam resesi, sebuah hasil survei terhadap 50 direktur fiskal di AS ini menyimpulkan bahwa situasi keuangan di AS bahkan berpotensi terus memburuk pada tahun fiskal yang dimulai 1 Juli 2008 di sebagian besar negara bagian.<br /><br />Presiden George W.Bush menjelaskan Selasa (22/4) bahwa ekonomi AS belum memasuki masa resesi tetapi berada pada periode kelesuan. Namun demikian, beberapa ekonom menyebut AS telah terperosok ke dalam resesi dengan indikasi penurunan permintaan produksi manufaktur di negeri Paman Sam tersebut.<br /><br />Hasil survei yang dikeluarkan oleh National Conference of State Legislatures menyebutkan lebih dari 16 negara bagian di AS melaporkan defisit tahun ini sehingga harus memotong anggarannya. Pemotongan anggaran tersebut diantaranya diajukan oleh anggota parlemen di Florida sehingga mencapai 1 miliar dolar AS tahun 2007 lalu. Sedikitnya 8 negara bagian AS memperdebatkan kenaikan pajak rokok termasuk usulan kenaikan pajak hingga 1 dolar AS per bungkusnya di Massachusetts untuk meraih pendapatan pajak hingga 175 juta dolar AS.<br /><br />Dua belas negara bagian, termasuk Georgia, Idaho serta Illinois melaporkan pengumpulan pendapatan pajak yang tidak memenuhi estimasi. Bahkan 8 dari 12 negara bagian tersebut meraih pendapatan pajak di bawah prediksi yang telah diturunkan.<br /><br />Banyak negara bagian termasuk Alabama, Arizona, Massachusetts, Minnesota, Nevada serta Wisconsin berencana mengucurkan cadangan anggaran mereka, termasuk alokasi dana untuk kebutuhan fiskal darurat. Nevada bahkan diperkirakan akan menggunakan seluruh saldo cadangan anggarannya.<br /></em>Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-67756976876943457462008-04-27T04:53:00.000-07:002008-04-27T04:56:51.368-07:00Kepanikan Landa Bursa Saham DuniaPanik lagi... panik lagi ...., ini menimpa pasar saham dunia seperti di laporkan Kompas sebagai berikut.<br /><br /><em>Selasa, 22 Januari 2008 23:57 WIB</em><br /><br /><em>NEW YORK, SELASA - Pasar saham di berbagai belahan dunia jatuh. Kepanikan melanda akibat kekhawatiran bahwa Amerika Serikat akan terbelit resesi.<br /><br />Bursa Wall Street, Selasa (22/1) langsung mengalami kepanikan setelah sesi perdagangan dibuka. Saham blue-chip lansung jatuh 400 poin, namun kemudian sedikit membaik sehingga hanya jatuh 135,10 poin (total turun 1,12 persen).<br /><br />Kejatuhan yang cukup signifikan terjadi pada Nasdaq, turun 59,72 poin (2,55 persen). Indeks 500 Standard & Poor’s turun 20,20 poin (1,52 persen).<br /><br />Penurunan harga saham di bursa AS tersebut merupakan rentetan dari kepanikan yang melanda bursa saham di berbagai belahan dunia atas kekhawatiran terjadi resesi di AS. Pasar saham Eropa pada Senin lalu mengalami kejatuhan terburuk semenjak kasus serangan teroris 11 September 2001 di New York.<br /><br />Kekhawatiran pasar saham dunia tersebut kian bertambah setelah Bank Sentral AS (The Fed) yang menurunkan suku bunga 75 basis poin menjadi 3,50 persen, yang ditujukan untuk meredam kekhawatiran tersebut pada Selasa.<br /><br />Pasar saham Eropa Selasa juga masih mengalami penurunan. Di bursa China, indeks saham unggulan terpangkas 7,22 persen, bursa Sydney (Australia) jatuh 7,1 persen.<br /><br />Bursa saham di kawasan Teluk dan Arab juga menderita hal sama. Bursa Arab Saudi yang merupakan bursa saham terbesar di kawasan Arab, jatuh 9,7 persen. Bursa Dubai juga jatuh, 6,2 persen.(AFP/Put)</em>Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-77788355033964012692008-04-27T04:49:00.000-07:002008-12-08T13:34:17.771-08:00Greenspan dan Warisan Krisis<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidYFFKYh_-BgkZbi-aRYzUjMmpQMJezhK6dX8bxdzPQv-RiMxjQm_YR73FkD-BnSa55BScao6b-NbK6KMnYEtzRA3EocG-Qvb8lLiBGkCGMzfPZiit_Ck-PFdW2xZ7nnhZk7HInK-2GS8/s1600-h/004824p.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5193891052510790690" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidYFFKYh_-BgkZbi-aRYzUjMmpQMJezhK6dX8bxdzPQv-RiMxjQm_YR73FkD-BnSa55BScao6b-NbK6KMnYEtzRA3EocG-Qvb8lLiBGkCGMzfPZiit_Ck-PFdW2xZ7nnhZk7HInK-2GS8/s320/004824p.jpg" border="0" /></a> Inilah Tokoh yang sangat disegani di AS yang saat ini justru dituding sebagai biang kacaunya ekonomi AS berikut petikannya secara utuh dari koran Kompas.<br /><br /><em>Senin, 31 Maret 2008 00:41 WIB<br /><br />Kalau ada tokoh paling kontroversial dalam sejarah krisis ekonomi AS, salah satunya mungkin adalah Alan Greenspan. Waktu masih menjabat, Greenspan yang menjabat sebagai pimpinan Federal Reserve selama hampir dua dekade (Agustus 1987-31 Januari 2006) bisa dikatakan adalah salah satu pimpinan bank sentral paling kuat dan disegani di AS, bahkan di dunia.<br /><br />Ia menerima perlakuan dan sorotan bak selebritas, melebihi bintang-bintang musik rock ternama. Ia juga menjadi acuan semua pengelola bank sentral (central bankers) di seluruh dunia. Banyak julukan diberikan kepadanya oleh media massa dan kalangan bankir. Mulai dari the Giant, Maestro, ”symbol of American Economic Preeminence”, ”orang yang mampu membawa ekonomi keluar dari serangkaian bencana dan malapetaka”, ”tokoh yang mampu membawa perekonomian AS ke dalam salah satu booming ekonomi terpanjang dalam sejarah”, ”tokoh yang mampu menjinakkan gejolak saham dalam peristiwa crash pasar saham (Black Monday) tahun 1987”. Dan masih banyak lagi.<br /><br />Tetapi, seiring resesi dan krisis finansial yang kini mulai menggulung perekonomian AS, nama Greenspan juga berada di tengah pusaran caci maki. Kebijakan Fed di bawah Greenspan dituding berperan besar dalam membawa keambrukan ekonomi AS sekarang ini. Melalui kebijakan moneter longgar dan suku bunga rendah, Greenspan dituding telah membangun ”rumah kartu” dan mewariskan bom waktu yang kini perlahan terurai dan menunggu meledak dalam skala penuh.<br /><br />Kebijakan suku bunga rendah yang dimulai sejak tahun 2002, saat Greenspan secara agresif mulai menurunkan suku bunga, telah memicu terjadinya real estate bubble (booming sektor perumahan diikuti inflasi harga perumahan secara tidak wajar), yang mencapai puncaknya tahun 2005-2006.<br /><br />Greenspan dalam pengakuan waktu itu mengatakan, kebijakan (menciptakan bubble di sektor perumahan) itu disengaja dengan tujuan untuk menggantikan bubble saham industri dot.com yang sudah berakhir. Alasan dia, itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan perekonomian AS dari resesi akibat kolapsnya industri dot.com. Kemampuan manuver untuk menyelamatkan ekonomi AS dari satu krisis akibat suatu bubble dengan cara menciptakan bubble baru itu membuat ia dijuluki ”The Bubble Man”.<br /><br />Greenspan menjadi sosok penuh kontroversi lewat kontradiksi tindakan dan ucapannya yang mengesankan ia tak mau dipersalahkan atas segala kemelut yang dihadapi perekonomian AS sekarang ini. Terkait tudingan bahwa ia telah merampok masyarakat dan memperkaya kaum berpunya lewat dukungannya terhadap kebijakan pajak regresif yang ditempuh Bush, misalnya. Greenspan mengklaim dia justru menentang kebijakan tersebut.<br /><br />Padahal, faktanya, dalam testimoni di depan Komite Anggaran Senat 2001, menurut analis Stephen Lendman dalam sebuah artikel di Global Research, Greenspan memang mendukung penuh kebijakan ekonomi Bush yang bertumpu pada paket kebijakan pemotongan pajak yang sangat bias pada usaha besar dan kelompok kaya dengan dalih untuk merangsang ekonomi. Waktu itu Greenspan terang-terangan mengatakan, pemangkasan pajak diperlukan untuk mencegah meluasnya keterpurukan ekonomi.<br /><br />Greenspan juga mengadvokasikan diakhirinya UU anti-trust, regulasi dan aturan mengenai pelayanan sosial, agar tak ada apa pun lagi yang bisa mengganggu keserakahan bisnis dan perburuan profit oleh para pelaku pasar uang. Maka, faham kebijakan ekonominya pun diplesetkan dari Greenspanomics menjadi Greedomics (ekonomi yang digerakkan oleh keserakahan).<br /><br />Ia juga mengatakan, tak bertanggung jawab atas terjadinya bubble pasar saham tahun 2000. Dia mengaku tidak melihat indikasi ke arah itu sebelumnya. Padahal, bubble itu tak akan terjadi tanpa ada kebijakan menggelontorkan likuiditas dalam skala masif seperti yang dilakukannya.<br /><br />Tak akurat<br /><br />Berbagai kebijakan yang ditempuh Greenspan menunjukkan ia sebagai pimpinan Bank Sentral berulang kali mengabaikan atau tidak akurat dalam membaca gejala/potensi bahaya atau ketidakberesan yang muncul saat itu. Padahal, kebijakannya menjadi acuan semua pelaku ekonomi, bukan hanya di AS, tetapi di seluruh dunia. Salah satunya, saat ia memprediksikan cerahnya prospek industri berbasis teknologi informasi.<br /><br />Sepekan kemudian, indeks Nasdaq untuk saham-saham teknologi mengalami crash (anjlok dramatis) dari 5.048 menjadi 1.114 pada 9 Oktober 2002 atau terpangkas 78 persen. Indeks S&P 500 untuk 500 saham unggulan bernasib sama, terjerembab 49 persen. Para investor pun babak belur. Hari itu dikenal sebagai Selasa Kelam (Black Tuesday) oleh kalangan pasar modal. Dan apa yang dilakukan Greenspan? Tak jera, ia malah sibuk mengorkestrasi bubble baru dengan apalagi kalau bukan kembali menggelontorkan likuiditas murah bak tsunami ke Wall Street dan para investor besar, kali ini untuk sektor perumahan kelas dua (sub-prime). Dampak katastropik meletusnya bubble itulah yang kini kita saksikan di AS.<br /><br />Bagi mereka yang lama mengenal Greenspan, semua sepak terjang dan reputasi Greenspan itu ternyata bukan hal yang mengagetkan. Mungkin orang tidak tahu, Greenspan yang mendapat gelar PhD dari Columbia University (padahal ia tak pernah menyelesaikan disertasinya) itu ternyata tak bisa dikatakan sukses mengelola bisnisnya sendiri.<br /><br />Salah seorang pesaing usahanya, Pierre Renfret, mengatakan bahwa perusahaan konsultan Greenspan selalu membuat rekor prediksi paling tidak akurat atau jauh meleset, dan akhirnya bangkrut dan harus ditutup. Artinya, sebagai wirausahawan ia gagal. Anehnya, ia banyak dipercaya untuk menduduki berbagai jabatan penting yang terkait dengan penyusunan prediksi ekonomi di pemerintahan, bahkan akhirnya jadi pimpinan Fed untuk beberapa periode lagi.<br /><br />Namun, semua cacian yang dihadapinya sekarang itu tampaknya tak mengusik Greenspan. Di usia 81 tahun sekarang ini, ia tetap bisa menikmati pensiun dengan tenang. Buku memoarnya, The Age of Turbulence, laku 1,9 juta kopi lebih dan dari penjualan buku itu ia mengantongi royalti tak kurang dari 8,5 juta dollar AS (hanya kalah dari buku Bill Clinton yang 10 juta dollar AS).<br /><br />Ia juga mendirikan perusahaan konsultan sendiri (Greenspan Associates LLC) dan hampir semua lembaga investasi atau bank besar berebut merekrutnya karena koneksi ekstensif yang ia miliki. Undangan berbicara tak pernah sepi dan kantongnya pun semakin tebal. Honor ratusan ribu dollar AS yang diterimanya setiap kali tampil sekarang ini, menurut Lendman, belum seberapa dibandingkan dengan triliunan dollar AS uang yang ia bantu salurkan ke kaum kaya (rich) dan superkaya (super rich). Istilah Lendman, mereka saling menjaga di antara sesama mereka. (Sri Hartati )<br /></em>Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-65032075754292979562008-04-19T17:40:00.000-07:002008-04-19T17:56:51.739-07:00Harga Minyak Merangkak NaikBerikut petikan berita seputar kenaikan harga minyak mentah dunia.<br /><br /><em><strong>Harga Minyak Merangkak Naik</strong><br />Koran-Tempo, 28 Maret 2008<br /><br />TEMPO Interaktif, Jakarta:Harga minyak dunia kembali merangkat naik mendekati US$ 110 per barel pada perdangangan Kamis (27/3) terpicu oleh berita meledaknya pipa minyak di Irak oleh aksi sabotase.<br /><br />Di pasar utama New York, minyak mentah ringan untuk pengiriman Mei naik US$ 1,68 per barel. Minyak mentah ini ditutup pada harga US$ 107,58 per barel, setelah sempat menyentuh harga US$ 108,22 per barel pada perdagangan siang. Di pasar London, minyak mentah laut utara ditutup pada harga US$ 105 per barel. “Kombinasi pelemahan dolar dan semakin seretnya pasokan berpotensi mendoroang investor kembali ke pasar (membeli minyak),” kata Mike Fitzpatrick, analis MF Global.</em>Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-83071384700063357462008-04-19T17:37:00.000-07:002008-04-19T17:55:17.156-07:00LPS Ikut Menjaga Stabilitas KeuanganSemua ikut prihatin tentang nasib ekonomi Indonesia akibat krisis subprime mortgage dan LPS pun diminta untuk menjaga stabiltas keuangan seperti di beritakan Kompas,berikut petikannya secara utuh.<br /><br /><em><strong>LPS Ikut Menjaga Stabilitas Keuangan<br /></strong>Kompas, 28 Maret 2008<br /><br />Kuta, Kompas - Indonesia harus tetap waspada dan terus mempersiapkan diri terhadap semua kemungkinan yang dapat terjadi apabila krisis ekonomi global menjadi kenyataan.<br /><br />Untuk itu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama Bank Indonesia dan Departemen Keuangan berusaha ikut men- jaga stabilitas keuangan Indonesia.<br /><br />Hal itu dikemukakan Ketua Dewan Komisioner LPS, Rudjito, pada The 6th Asia Regional Committee Annual Meeting and International Conference yang diselenggarakan LPS di Kuta, Bali, Kamis (27/3).<br /><br />Akibat dari krisis sektor properti (subprime mortgage) di Amerika Serikat, perekonomian global sampai sekarang masih berada dalam kondisi yang serba tidak pasti.<br /><br />Menurut Ketua Forum Stabilitas Sistem Keuangan Raden Pardede, sektor perumahan dan pasar tenaga kerja di AS sampai saat ini terus melemah dan mengalami perlambatan.<br /><br />Konferensi internasional tersebut dihadiri delegasi LPS dari 21 negara, di antaranya India, Filipina, Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan Rusia.<br /><br />Raden mengatakan, berbagai langkah yang dilakukan Pemerintah AS, termasuk menurunkan tingkat suku bunga The Fed, sama sekali belum membuahkan hasil. Ini menunjukkan bahwa persoalan ekonomi AS yang sebenarnya belum kelihatan di permukaan.<br /><br />Rudjito menambahkan, belajar dari krisis ekonomi Indonesia tahun 1997/1998, LPS bersama dengan BI dan Depkeu telah mempersiapkan diri menjaga stabilitas keuangan Indonesia.<br /><br />Salah satu langkahnya yaitu memperketat pengawasan dan selalu memberikan supervisi terhadap industri perbankan Indonesia. Namun, lanjut Rudjito, stabilitas dan likuiditas sektor keuangan di Indonesia tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan lembaga-lembaga di bawahnya. ”Tidak bisa hanya tergantung pemerintah. Industri perbankan juga harus ikut menjaga stabilitas,” ujarnya.<br /><br />Melalui konferensi internasional lembaga-lembaga penjamin yang akan berlangsung sampai Sabtu besok, kata Rudjito, juga bisa belajar apa dan bagaimana sebenarnya peranan sebuah LPS dalam menjaga stabilitas sistem perbankan dan keuangan.<br /><br />Menurut Rudjito, pada konferensi internasional lembaga penjamin tahun ini, LPS mengambil tema, ”Deposit Insurance as a Cornerstone for Financial Stability”. (REI)</em>Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-17700375593804112202008-03-20T10:14:00.000-07:002008-03-20T10:18:08.654-07:00Dapatkah Laju Inflasi ditekan sampai 1%Koran Sindo memberitakan mengenai Rencana Pemerintah Menekan Laju Inflasi hingga 1%.<br />Berikut petikannya secara utuh.<br /><br /><em>JAKARTA (SINDO) – Pemerintah akan mengupayakan untuk menekan laju inflasi sebesar antara 0,8–1% selama tahun 2008.</em><br /><br /><em>Hal ini dilakukan sebagai strategi pemerintah untuk mencapai target inflasi sebesar 6,5% seperti diusulkan dalam rancangan APBN Perubahan 2008. ”Target ini (6,5%) sulit tercapai akibat adanya ancaman dari kenaikan harga-harga komoditas strategis di pasar internasional, kecuali pemerintah menyiasatinya seperti itu,” ujar Direktur Perencanaan Makro Bappenas Bambang Prijambodo di Jakarta kemarin.</em><br /><br /><em>Menurut Bambang, penekanan inflasi tersebut akan dilakukan pemerintah, terutama pada beberapa bulan yang terbukti mengalami laju kenaikan inflasi cukup tinggi sepanjang tahun. Bulan- bulan tersebut adalah Juli, Agustus, September, Oktober, dan Desember. ”Paling tidak, laju inflasi pada lima bulan ini dapat diturunkan rata-rata 0,2% di bawah angka inflasi yang terjadi,” kata dia.</em><br /><br /><em>Bambang menjelaskan, berdasarkan evaluasi pihaknya, potensi kenaikan inflasi lima bulan didorong lonjakan belanja kebutuhan pendidikandankebutuhanmenyambut atau memperingati hari besar keagamaan.Pada 2007 misalnya, inflasi bulanan (month to month/MtM) tertinggi terjadi pada Desember sebesar 1,1%, kemudian September 0,8%, Oktober 0,79%, Agustus 0,75%,dan Juli 0,71%. Di luar lima bulan ini,ungkap Bambang,laju inflasi biasanya sudah rendah. Pada 2007 contohnya, laju inflasi Maret mencapai 0,24%,April minus 0,16%, Mei 0,1%, dan Juni 0,23%.</em><br /><br /><em>Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada Februari 2007 cukup tinggi yaitu 0,62%. ”Kalau inflasi April diturunkan lagi, sulit. Misalnya pada tahun lalu inflasi April minus 0,16%, jadi angkanya sudah minimal,” jelasnya. Di sisi lain, tambah Bambang, kestabilan inflasi juga sangat penting dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Untuk itu, pihaknya meminta otoritas moneter (Bank Indonesia) bisa mengawal laju inflasi dengan menjaga suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan lebih tinggi 1,5% dengan target rata-rata inflasi.</em><br /><br /><em>”BI setidaknya dapat mempertahankan SBI minimal 8% untuk menjaga target inflasi 6,5% sepanjang 2008. Jadi jarak inflasi dan SBI harus diatur, jangan sampai inflasi lebih tinggi dibandingkan SBI,”jelas dia. Kepala ekonom PT BNI Tbk Tony A Prasetyantono menilai sulit bagi pemerintah untuk menekan laju inflasi masing-masing 0,2% pada lima bulan rawan inflasi.<br />”Apa bisa, ya? Saya malah pesimistis itu,”ujar dia. Tony menjelaskan, perilaku masyarakat yang membelanjakan uangnya dalam jumlah besar ketika mendapat tunjangan di luar gaji, seperti gaji ke-13 dan tunjangan hari raya, menyebabkan laju inflasi sulit ditahan. ”Perilaku seperti ini juga susah dieliminasi,”kata dia. Menurut Tony, langkah yang perlu dilakukan pemerintah adalah dengan memperbaiki distribusi barang, terutama pada bulan puasa dan lebaran. Sebab, hampir sebagian besar penyebab inflasi nasional adalah terganggunya proses distribusi barang.<br />”Mungkin cara monetarist dari sisi moneter dengan menahan BI Rate tetap 8% akan efektif membantu menekan inflasi,”tambah dia. Sementara itu,kepala ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, peluang pemerintah menekan inflasi sulit dilakukan pada Juli dan Agustus. Pada dua bulan ini,biaya di sektor pendidikan biasanya meningkat signifikan.</em><br /><br /><em>”Kalau dampak lebaran dan bulan puasa (September) masih mungkin dilakukan bila pemerintah menjaga kelancaran suplai barang.Yang penting,Desember kenaikan harga beras yang signifikan seperti tahun lalu harus dicegah,”tambah dia. Sementara itu, ekonom Lippo Bank Winang Budoyo memprediksikan, sulit bagi pemerintah untuk menekan inflasi di bulan-bulan selama 2008.</em><br /><br /><em>Hal ini terjadi karena naiknya harga komoditas pangan dunia,sehingga pihaknya meyakini angka inflasi tahun 2008 akan mencapai 7%. ”Yang penting pemerintah harus jaga pasokan makanan supaya harga tetap terjaga. Pemerintah juga harus aktif mengintervensi pasar dengan operasi pasar,”ujar dia. (zaenal muttaqin)</em><br /><br />Mari kita dukung upaya pemerintah ini dengan menekan tingkat konsumsi sekunder kita.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-5426032308400744532008-03-20T09:59:00.000-07:002008-03-20T10:13:13.481-07:00Pemerintah Jamin BBM Tak NaikInformasi menarik di beritakan koran Sindo mengenai sesuatu yang sangat sensitif yaitu BBM.<br />Berikut petikannya secara komplit.<br /><br /><em>JAKARTA (SINDO) – Pemerintah menjamin tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) kendati APBN 2008 tertekan akibat kenaikan harga minyak dunia.</em><br /><br /><em>Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, untuk merumuskan opsi kenaikan harga BBM,pemerintah harus berunding dengan DPR. ”Presiden sudah menyampaikan bahwa kita tidak punya opsi untuk menaikkan harga BBM. Jangankan 0.00%, punya opsi saja kita tidak,”ujar dia di Jakarta kemarin. Namun,Paskah mengakui kenaikan harga minyak mentah dunia semakin memberatkan pemerintah, karena harus menanggung beban subsidi yang makin melonjak.</em><br /><br /><em>” Sementara pajak,profit dari minyak, dan dividen BUMN itu semua enggak bisa meng-cover kebutuhan subsidi yang besar,”kata dia. Di sisi lain, pemerintah akan mengurangi konsumsi BBM nasional sebagai konsekuensi tidak dinaikkannya harga BBM.Ini untuk meminimalisasi beban subsidi dalam APBN Perubahan 2008. ”Opsi kenaikan mungkin tidak,tapi konsumsi BBM akan dikurangi.Kami sedang mempersiapkan semua,” ujar dia. Selain itu,ungkap dia,pemerintah juga terus mempertimbangkan opsi kenaikan asumsi harga minyak dalam RAPBN Perubahan 2008.</em><br /><br /><em>Opsi asumsi itu adalah USD85 per barel, USD100 per barel, dan USD110 per barel. Sementara itu, kalangan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta pemerintah dan DPR tidak mengambil opsi menaikkan harga BBM. Dikhawatirkan, kenaikan harga akan memicu terjadinya kebangkrutan industri padat karya.</em><br /><br /><em>”Artinya, tingkat pengangguran juga akan meningkat tajam,” ujar Ketua Komite Tetap Moneter & Sistem Fiskal Kadin Bambang Soesatyo. Usulan senada disampaikan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sandiaga S Uno.Menurut dia, pemerintah tidak perlu menempuh opsi menaikkan harga BBM untuk pengamanan APBN.</em><br /><br /><em>”Saya bahkan setuju 200%, bahwa itu tidak usah dinaikkan,”ujar dia. Di tempat terpisah,Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan harga minyak dunia. Dia menegaskan, naiknya harga minyak dunia harus dilihat dari dua sisi, baik dari sisi penerimaannya maupun subsidinya. (zaenal muttaqin/ rarasati syarief)</em><br /><br />Apakah ini khabar baik atau tidak tergantung kita menyikapinya.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-76694301739092971522008-03-20T09:42:00.000-07:002008-03-20T09:51:26.480-07:00Laju Ekonomi/Pertumbuhan Ekonomi duniaBeberapa waktu yang lalu saya membaca berita di Bisnis Indonesia pada tanggal 31 Januari 2008 mengenai prediksi laju/pertumbuhan ekonomi dunia yang sangat mengkhawatirkan yang salah satu sumbernya adalah dari laporan IMF.<br /><br />Berikut petikan secara lengkap liputan Bisnis Indonesia tersebut :<br /><br /><em>IMF kembali koreksi prediksi laju ekonomi dunia 2008Bisnis-Indonesia, 31 Januari 2008<br />JAKARTA: Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari perkiraan awal 4,9% menjadi 4,1% menyusul sejumlah risiko terutama turbulensi di pasar keuangan dan perlemahan perekonomian AS.<br />Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan penurunan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2007 mencapai level terendah selama 26 tahun terakhir.<br />IMF menyatakan tekanan di pasar keuangan makin menguat berawal dari sektor kredit subprime AS dan memicu kerugian neraca keuangan perbankan negara maju dan pelepasan dana di pasar ekuitas global mencerminkan ketidakpastian yang tinggi. Risiko yang menghadang negara maju itu diperkirakan akan merembet ke negara berkembang.<br />“Pertumbuhan negara berkembang yang menggantungkan pada arus investasi akan lebih terpukul, sementara momentum kuat di sisi permintaan domestik di beberapa negara berkembang berpotensi meningkat,” tulis IMF dalam laporan yang bertajuk World Economic Outlook Update, kemarin.<br />Risiko yang lain adalah tantangan pada kebijakan moneter yang dihadapkan pada situasi untuk menyeimbangkan risiko dari tekanan inflasi dan perlambatan aktivitas ekonomi. Namun, IMF juga memperkirakan kemungkinan perlemahan harga minyak mentah yang berpeluang memperlambat inflasi.<br />IMF tercatat telah dua kali merilis laporan WEO Update yang memuat prediksi pertumbuhan ekonomi dunia, yaitu pada April dan Oktober 2007. Dalam dua laporan sebelumnya, risiko perlambatan pertumbuhan dunia lebih disebabkan lonjakan harga minyak dunia dan krisis subprime mortgage. Lembaga multilateral itu belum memasukkan risiko terjadinya resesi di AS.<br />Pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV/2007 kemarin dilaporkan turun pada level terendah dalam 26 tahun terakhir. Departemen Perdagangan AS menyatakan PDB negara itu hanya tumbuh 0,6%, anjlok dari posisi kuartal sebelumnya di level 4,9%.<br />Bunga The Fed<br />Federal Reserve kemungkinan menurunkan tingkat suku bunga untuk kedua kalinya dalam sembilan hari terakhir menjadi 3% dan mengindikasikan perekonomian masih dalam kondisi darurat.<br />Federal Open Market Committee (FOMC), yang mengakhiri dua hari pertemuannya kemarin, kemungkinan melanjutkan kebijakan darurat sebesar setengah poin dalam benchmark-nya, berdasarkan pendapat 48 dari 85 ekonom yang disurvei Bloomberg menjadi sekitar 3%.<br />Indeks Dow Jones hingga pukul 22.07 WIB melemah 43 poin pada awal perdagangan menjelang keputusan The Fed.<br />Di Jakarta, Kepala Investasi Pengelolaan Kekayaan Pribadi Deutsche Bank Chew Soon-Gek mengatakan laju inflasi dunia tahun ini masih terkendali khususnya di AS sebagai dampak dari pengaruh minimal dari gaji. Namun, dia memperkirakan harga makanan dan minyak akan tetap meningkat pada semester pertama dengan harga minyak rata-rata US$85 per barel. (nana.oktavia@bisnis. <a href="mailto:co.id/lutfi.zaenudin@bisnis.co.id">co.id/lutfi.zaenudin@bisnis.co.id</a>)</em><br /><br />Bila anda ingin mendapatkan informasi yang komplit dapat mengunjungi situs Bisnis Indonesia atau email kepada kontak personnya.<br />Nah Bagaimana pendapat anda...?Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-38992894780804592442008-02-29T10:19:00.000-08:002008-03-20T10:23:01.585-07:00Menguatnya Rupiah Redam Efek Kenaikan Harga MinyakIni adalah berita yang cukup menggembirakan dimana secara Fundamental keuangan yang relatif baik mampu menekan efek kenaikan harga minyak dunia yang fantastis.<br />Koran Tempo memberitakan masalah ini,berikut petikannya secara utuh.<br /><br /><em>Koran-Tempo, 29 Februari 2008</em><br /><br /><em>Menteri Kordinator Perekonomian Boediono menyatakan harga minyak dunia yang terus meningkat bisa diimbangi dengan menguatnya kurs rupiah yang terjadi akhir-akhir ini.</em><br /><br /><em>“Pengaruhnya (naiknya harga minyak) mungkin ada. Tapi rupiah juga menguat, jadi ada keseimbangannya,” kata BOediono di kantonya, Kamis sore tadi (28/2).</em><br /><br /><em>Dengan begitu, katanya, peningkatan harga minyak dunia hingga level di atas 100 dolar AS per barel belum akan terlalu menekan inflasi.</em><br /><br /><em>Menurut Boediono, inflasi yang disebabkan kenaikan harga barang impor (imported inflation) bisa diredam jika pemerintah mampu mempertahankan kurs rupiah. “Saya kira kurs saat ini baik sekali,” katanya. Gunanto E.S.</em><br /><em></em><br />Khabar yang baik bukan..?Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-15682713793071151272008-02-22T11:50:00.000-08:002008-03-22T11:59:15.644-07:00Perlambatan ekonomi dunia & perubahan asumsi APBN 2008Kelesuan ekonomi global memicu juga kelesuan ekonomi kita benarkah hal ini yang membuat Pemerintah menyesuaikn APBN 2008 berikut Laporan Bisnis Indonesia secara utuh .<br /><br /><strong><em>Perlambatan ekonomi dunia & perubahan asumsi APBN 2008</em></strong><br /><strong><em>Bisnis-Indonesia, 21 Februari 2008</em></strong><br /><br /><em>Awal bulan ini, negara-negara maju (G-7) plus Rusia menyelenggarakan pertemuan di Tokyo, Jepang. Pertemuan itu mengikutkan tiga negara outreach, yakni China, Korea Selatan, dan Indonesia.</em><br /><br /><em>Nuansa pertemuan G-7 kali ini tentu berbeda dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kelesuan ekonomi global yang dipicu oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat sejak pertengahan 2007, melonjaknya harga minyak mentah dunia, dan tingginya harga komoditas dunia menjadi topik utama pertemuan itu.</em><br /><br /><em>Krisis subprime mortgage membuat berbagai institusi terkemuka di dunia, seperti Citigroup, Merrill Lynch, dan UBS rontok. Total kerugian, termasuk kredit non-subprime dan penghapusan aset, diperkirakan mencapai US$400 miliar.</em><br /><br /><em>Hal menarik yang patut kita cermati dari kasus ini adalah besarnya injeksi dana dari negara di Asia dan Timur Tengah, sehingga menyebabkan perubahan kepemilikan institusi keuangan dunia pascakrisis subprime mortgage.</em><br /><br /><em>Kini situasi ketidakseimbangan global menjadi semakin lebar akibat defisit neraca perdagangan AS terhadap China. Kondisi ini terlihat nyata dengan besarnya cadangan devisa China yang meningkat pesat, yakni mencapai US$1.457 triliun.</em><br /><br /><em>Krisis di AS dan meningkatnya harga minyak mentah dunia pada akhirnya berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.</em><br /><em>Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan melakukan beberapa kali revisi atas proyeksi ekonomi dunia.</em><br /><br /><em>Pada April 2007, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini masih 4,9%. Namun, pada Januari 2008 lembaga itu memangkas pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 4,1%.<br />Pertumbuhan ekonomi AS, negara yang menopang hampir 30% pertumbuhan ekonomi dunia, diproyeksikan IMF tinggal 1,5%. Padahal, pada September 2007 proyeksi IMF atas pertumbuhan ekonomi AS masih 2,9%. Hal yang sama juga terjadi pada Jepang dan Uni Eropa, termasuk negara lainnya, dengan tingkat kecepatan yang berbeda.</em><br /><br /><em>Berbagai situasi inilah-yakni ketidakseimbangan global, krisis di AS, melonjaknya harga minyak mentah dunia, dan tingginya harga komoditas-yang menjadi isu sentral dalam pertemuan G-7 plus tersebut. Komunike G-7 pun menyepakati sejumlah rekomendasi yang perlu dilakukan guna menjamin stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dunia serta menjaga kestabilan pasar finansial.</em><br /><br /><em>Untuk memperkuat kestabilan pasar finansial, misalnya, komunike G-7 menyepakati langkah untuk membatasi pengaruh negatif gejolak pasar keuangan melalui (1) koordinasi bantuan likuiditas, (2) mengidentifikasikan kerugian yang terjadi, (3) mengembalian fungsi pasar keuangan secara normal, dan (4) memperbaiki tingkat transparansi dengan acuan jelas sesuai dengan internasional.</em><br /><em></em><br /><em>Rekomendasi tersebut penting untuk dicermati, mengingat saat ini kita juga mengalami problem yang sama. Pertanyaannya, bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia juga sudah mempersiapkan berbagai langkah antisipasi?</em><br /><br /><strong><em>Antisipasi pemerintah</em></strong><br /><br /><em>Pemerintah dari jauh hari telah menyadari krisis di AS, tingginya harga minyak mentah dunia, dan meningkatnya harga komoditas pangan dunia, yang cepat atau lambat pasti berimbas pada perekonomian Indonesia.</em><br /><br /><em>Pada paruh kedua 2007, pemerintah bahkan melakukan berbagai antisipasi dengan mengadakan exercise atas sejumlah kemungkinan dan skenario, termasuk skenario terburuk yakni bila harga minyak mentah dunia rata-rata dalam satu tahun menembus level US$100 per barel.</em><br /><br /><em>Pemerintah menyiapkan sembilan langkah antisipasi untuk menyelamatkan APBN yang disampaikan ke publik pada kuartal ketiga 2007.</em><br /><br /><em>Selain itu, pemerintah melakukan segala mekanisme seperti yang direkomendasikan G-7. Pertama, pemerintah sudah memiliki instrumen pemantauan dini dan survailance yang terus memberikan warning kepada para pengambil keputusan tentang perekonomian yang telah dan akan terjadi di Indonesia dengan segala antisipasinya.</em><br /><br /><em>Kedua, pemerintah memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan peringkat utangnya (soverign rating). Hasilnya, pada 14 Februari 2008, Fitch Rating menaikkan peringkat Indonesia dari BB- menjadi BB.</em><br /><br /><em>Hal ini merupakan sinyal positif, di mana di tengah ancaman resesi dunia ternyata terjadi peningkatan rating Indonesia. Dengan meningkatnya rating tersebut tentu akan meminimalkan cost of borrowing.<br />Ketiga, pemerintah secara aktif mengadakan diskusi dengan para analis. Hal ini untuk mendapatkan masukan dari para analis dan pelaku pasar mengenai pandangan mereka terhadap outlook perekonomian global dan Indonesia, sehingga diperoleh benchmark dalam menentukan besaran-besaran asumsi makro.</em><br /><br /><em>Keempat, peningkatan koordinasi dengan Bank Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi. Koordinasi ini menunjukkan hasil yang semakin positif dengan dibentuknya Forum Stabilitas Sektor Keuangan (FSSK). Forum ini bertugas memantau dan mengantisipasi krisis di sektor keuangan.</em><br /><br /><em>Sebagai langkah antisipatif terhadap perlambatan ekonomi global dan kenaikan harga minyak mentah dunia, pemerintah berinisiatif mengadakan perubahan terhadap asumsi makro APBN 2008. Perubahan asumsi ini tentu akan mengubah keseluruhan pos dalam APBN 2008.<br />Maka mungkin akan muncul pertanyaan mengapa perubahan itu harus dilakukan sekarang? Bukankah APBN 2008 baru berjalan dua bulan?</em><br /><br /><em>Pemerintah memandang perlu perubahan APBN dilakukan sekarang, sebab bila tidak dikhawatirkan akan mengganggu pelaksanaan APBN 2008 dan tidak dapat menampung segala perubahan yang terjadi. Hal ini mengingat asumsi ekonomi makro dalam APBN 2008 sulit dipertahankan.</em><br /><br /><em>Bila tetap dipertahankan, kredibilitas APBN 2008 justru akan dipertanyakan, defisit anggaran akan meningkat tinggi dan tidak dapat dibiayai, serta program kebijakan stabilisasi harga pangan tidak dapat dilaksanakan secara penuh. Dengan berbagai pertimbangan inilah, pemerintah memutuskan untuk mempercepat perubahan APBN 2008.</em><br /><br /><em>Di bawah ini beberapa perubahan asumsi makro dalam APBN 2008. Pertama, pertumbuhan ekonomi diubah dari 6,8% menjadi 6,4%. Hal ini di antaranya menyesuaikan dengan dampak perlambatan ekonomi dan perdagangan dunia.</em><br /><br /><em>Kedua, inflasi diubah dari 6% menjadi 6,5% mengingat tingginya harga komoditas, sehingga risiko inflasi akan meningkat. Dengan kebijakan stabilisasi harga pangan dan penguatan kurs, diharapkan akan dapat mengurangi risiko inflasi.</em><br /><br /><em>Ketiga, kurs rupiah diubah dari Rp9.100/US$ menjadi Rp9.150/US$. Walaupun kurs saat ini berada di sekitar Rp9.200/US$, kita optimistis penguatan kurs rupiah dapat dicapai dengan pengelolaan cadangan devisa yang baik.</em><br /><br /><em>Keempat, BI Rate tetap 7,5%, meskipun terdapat peluang penurunan akibat penurunan suku bunga The Fed.</em><br /><br /><em>Kelima, asumsi harga minyak mentah dalam APBN 2008 diubah dari US$60 per barel menjadi US$83 per barel. Angka ini menyesuaikan dengan perkembangan harga minyak mentah dunia.<br />Keenam, lifting minyak dari 1,034 juta barel per hari menjadi 0,910 juta barel per hari. Meski ditetapkan rendah, pemerintah tetap berupaya agar lifting dapat lebih ditingkatkan.<br />Dalam rangka meningkatkan lifting minyak, pemerintah akan memberikan insentif fiskal di antaranya berupa pembebasan bea masuk dan PPN atas peralatan eksplorasi dan eksploitasi migas.</em><br /><br /><em>Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi situasi global yang kurang menguntungkan. Persoalannya, bagaimana kita memanfaatkan secara optimal segala instrumen yang ada, sehingga kita dapat mengelola segala sesuatu secara optimal.</em><br /><br /><em>Pemerintah memang telah mengoreksi pertumbuhan dari 6,8% menjadi 6,4%. Namun, dengan peningkatan kualitas pertumbuhan, tujuan pemerintah mengurangi pengangguran dan kemiskinan dapat direaliasasi. Akhirnya dukungan dari berbagai pihak diperlukan untuk mensukseskan berbagai sasaran tersebut.</em><br /><br />Nah bagaimana pendapat Anda..?Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-53058496232828274412008-01-31T10:30:00.000-08:002008-03-20T10:34:18.378-07:00Ekonomi Global Diprediksi MelambatInilah prediksi awal tahun yang membuat semua was was,Tempo Interaktif melaporkannya berikut petikannya secara utuh.<br /><br /><em>Koran-Tempo, 31 Januari 2008</em><br /><br /><em>TEMPO Interaktif, Jakarta:Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 4,1 persen. Angka ini turun dari estimasi sebelumnya 4,9 persen. Pelambatan, antara lain, dipengaruhi oleh turbulensi di sektor keuangan dan krisis kredit macet hipotek perumahan (subprime mortgage) yang menyebabkan kerugian besar beberapa bank papan atas.</em><br /><br /><em>Pertumbuhan ekonomi beberapa negara adidaya, seperti Amerika Serikat, juga diperkirakan akan melambat. Ekonomi di Negara Abang Sam ini ditaksir hanya akan tumbuh 1,5 persen pada 2008, turun dibanding tahun sebelumnya 2,2 persen. Dalam catatan yang dipublikasikan di situs resminya, IMF juga memperkirakan ekonomi Eropa tahun ini hanya akan tumbuh 1,3 persen, lebih rendah dibanding prediksi tahun sebelumnya 1,6 persen.</em><br /><br /><em>Hal yang sama terjadi di negara-negara Asia. Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan hanya 1,5 persen, turun 0,2 persen dari prediksi Oktober tahun lalu. Sementara itu, untuk India dan Cina–yang selama ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan di kawasan Asia–juga diperkirakan bakal melambat. Ekonomi India tahun ini tumbuh 6,9 persen, turun dibanding 2007, yaitu 7,8 persen. Begitu pula dengan Cina, yang hanya akan tumbuh 10 persen, lebih rendah dibanding tahun lalu 11,4 persen.</em><br /><br /><em>Untuk negara berkembang, pertumbuhan rata-rata sebanyak 6,9 persen. Angka ini lebih rendah dibanding 2007, yaitu 7,8 persen. Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, yang dipengaruhi oleh aliran modal dari luar, ada kemungkinan akan terkena imbasnya. Selain itu, sejumlah risiko lainnya diperkirakan meningkat. </em><br /><em>Kebijakan moneter dihadapkan pada pilihan yang sulit, yaitu antara menekan inflasi dan pelambatan ekonomi.</em><br /><br /><em>Namun, proyeksi IMF sedikit berbeda dengan Deutsche Bank. Bank asal Jerman ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih dari 6,5 persen. Selain itu, pasar saham negara berkembang akan bergerak positif meski dibayangi oleh pelambatan ekonomi global. “Kebijakan bank sentral akan melonggar untuk mengantisipasi gejolak harga minyak, inflasi, dan masalah kredit perumahan. Yang paling diuntungkan adalah pasar saham,” kata Chief Investment Officer Deutsche Bank Asia Soon-Gek Chew di Jakarta kemarin.</em><br /><br /><em>Saat ini pasar saham negara berkembang memberikan keuntungan lebih tinggi dibanding negara maju. Pada 2007 Cina menempati peringkat pertama dengan 96,6 persen, diikuti oleh India 73,1 persen, dan Indonesia 54,1 persen. Sementara itu, tingkat pengembalian pasar saham Eropa hanya 14,4 persen, S&P’s 5,5 persen, dan Jepang minus 4,1 persen. “Investasi di pasar saham negara berkembang juga masih berpeluang besar mengingat real interest rate (suku bunga dikurangi inflasi) masih rendah, likuiditasnya tinggi, dan valuasinya menarik,” kata Soon-Gek.<br />Selain di pasar saham, Soon-Gek merekomendasikan agar investor global berinvestasi di bidang pertanian, emas, dan hedge fund. “Kami memiliki pandangan positif terhadap komoditas pertanian karena populasi dan pendapatan penduduk global akan meningkat, lahan pertanian mulai terbatas sehingga memicu permintaan protein,” katanya.</em><br /><br /><em>Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui pelambatan ekonomi pasti terjadi akibat resesi yang melanda Amerika Serikat. “Ya, memang resesi global sudah diperkirakan bakal terjadi,” kata Sri Mulyani seusai penandatanganan kerja sama pendanaan pembangkit listrik 10 ribu megawatt dengan Bank Ekspor Impor Cina di Departemen Keuangan kemarin.</em><br /><br /><em>l DEWI RINA AGUS SUPRIYANTO SORTA TOBING</em><br /><br />Prediksi prediksi tersebut jangan lantas membuat kita malas justru mengupayakan supaya kita selamat dari badai masalah ekonomi tersebut.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-43388468359239485292007-11-08T17:38:00.000-08:002008-04-19T17:42:48.860-07:00Ekonomi 2008 Lebih BaikEkonomi 2008 Lebih Baik<br />Seputar-Indonesia, 8 November 2007<br /><br />JAKARTA(SINDO) – Prospek perekonomian Indonesia 2008 diproyeksikan akan tumbuh lebih baik ketimbang tahun ini meskipun dibayangi kelesuan perekonomian global.<br /><br />Ekonom senior Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2008 masih akan didorong konsumsi masyarakat. Demikian juga dengan investasi. Meski tidak terlalu pesat, jika program pembangunan infrastruktur pemerintah berjalan, hal itu akan mendorong perekonomian Indonesia tahun depan.<br /><br />”Kalau kita menghitung PDB (produk domestik bruto) kita, kontribusi ekspor tidak sampai 10%. Sementara 20–- 23% kontribusi investasi, sedangkan konsumsi mayoritas adalah 70%, yakni 60% konsumsi masyarakat dan 10% konsumsi pemerintah,” kata dia seusai seminar Indonesia 2008: Year of Rising Optimism di Jakarta kemarin.<br /><br />Kendati demikian, mengenai masih dominannya faktor konsumsi sebagai pendorong pertumbuhan, Fauzi menilai hal itu sebagai cermin belum berkualitasnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih dengan kecenderungan investasi ke Indonesia yang lebih suka masuk ke pasar finansial.<br /><br />”Iklim investasi kita belum bisa 100% kondusif untuk menyerap investasi yang menampung tenaga kerja secara luas. Investor sekarang bergerak ke proyek-proyek capital intensive, bukan labour intensive sehingga saat ini, 1% pertumbuhan ekonomi hanya mampu menyerap tenaga kerja 200.000.<br /><br />Padahal dulu sampai 400.000-an,” ujar dia. Dalam perhitungan tim ekonomi Standard Chartered Bank, perekonomian Indonesia tahun 2007 akan tumbuh sekitar 6,1% atau lebih rendah dari target pemerintah 6,3%. Sementara pada 2008 akan tumbuh 6,3%. Kemudian, kata Fauzi, pemilihan umum tahun 2009 akan ikut menekan pemerintah meningkatkan belanja infrastruktur, mempercepat program infrastruktur, dan mengimplementasikan reformasi kebijakan.<br /><br />”Semuanya berdampak positif terhadap perekonomian,” kata dia. Sementara mengenai kenaikan harga minyak dunia, Fauzi mengatakan, hal itu merupakan ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi.Namun,dalam perkiraannya, harga minyak akan turun pada 2008 seiring dengan melambatnya ekonomi global.<br /><br />Sebagai pembicara dalam seminar tersebut, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Joachim von Amsberg mengatakan, Bank Dunia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan mencapai 6,4%. Hal itu akan disokong meningkatnya investasi dan penurunan inflasi.<br /><br />”Pertumbuhan investasi Indonesia kami prediksi bakal melonjak hingga 2,9% menjadi 10,6% tahun 2008 dari 7,7% investasi tahun ini. Inflasinya juga optimistis bisa turun dari 6,5% menjadi 6,0%,” kata Von Amsberg. Lebih lanjut, dia menjelaskan, perekonomian Indonesia tahun 2008 diyakini bakal cukup stabil dari dampak perlambatan ekonomi global akibat krisis subprime mortgage dan kenaikan harga minyak dunia.<br /><br />”Kenaikan harga minyak akan berangsur turun dari USD96 per barel dan ini akan mendorong perekonomian yang lebih baik. Jadi tidak perlu terlalu resah,” kata dia. Pemerintah belum bisa menentukan besaran target ekspor pada 2008.<br /><br />Saat ini pemerintah masih berkonsentrasi mencari pasar baru tujuan ekspor nasional yang memiliki pertumbuhan tinggi. Sementara itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, pemerintah masih melakukan perhitungan target pertumbuhan ekspor nasional 2008. ”Kita masih menghitungnya. Kalau di RPJM kan target pertumbuhannya antara 10–- 15%. Mungkin masih di sekitar itu,” ujar dia. (zaenal muttaqin)Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-45991780672060970432007-11-01T10:24:00.000-07:002008-03-20T10:29:13.671-07:00Dampak Kenaikan Harga BBMBisnis Indonesia melaporkan mengenai dampak secara luas tentang kenaikan harga BBM,berikut petikannya secara utuh.<br /><br /><br /><em>Bisnis-Indonesia, 1 November 2007</em><br /><br /><em>JAKARTA: Lonjakan harga minyak mentah dunia yang melampaui US$93 per barel semakin berdampak luas ke berbagai sektor usaha. Kalangan industriawan pun mulai mengkalkulasi kenaikan harga produk manufaktur.</em><br /><br /><em>Di sektor jasa, khususnya pelayaran, bahkan telah dikenakan tambahan biaya untuk menutupi kenaikan berbagai biaya tersebut.</em><br /><br /><em>Kalangan pelaku industri mesin dan logam memprediksi harga berbagai produk komponen manufaktur akan dinaikkan hingga 17%, menyusul lonjakan harga bahan bakar minyak industri yang ditetapkan Pertamina 2,9%-6,4%, kemarin.</em><br /><br /><em>Kebijakan itu akan berdampak langsung pada peningkatan ongkos produksi komponen. Imbasnya, harga produk komponen manufaktur di pasar domestik ikut melambung.</em><br /><br /><em>Pada saat yang sama, pelambatan ekonomi global, yang didorong oleh kenaikan harga minyak mentah dunia, bakal berimbas pada penurunan daya beli masyarakat. Apabila kondisi ini sampai menekan daya beli, kinerja produksi industri pengolahan mesin dan logam-yang menghasilkan produk komponen manufaktur-di dalam negeri akan semakin merosot.</em><br /><br /><em>Penurunan produksi ini secara langsung akan membuat biaya produksi per unit menjadi bengkak dan produk yang dihasilkan tidak kompetitif lagi di pasar. “Itu akan menyulitkan daya saing kita,” tutur Ketua Umum Gabungan Asosiasi Industri Pengerjaan Mesin dan Logam A. Safiun, kepada Bisnis, kemarin.</em><br /><br /><em>Industri mesin dan logam adalah industri yang menghasilkan komponen manufaktur untuk pembuatan mesin dan perkakas a.l. mesin pertanian, konstruksi, mesin proses, energi, dan alat penunjang.</em><br /><br /><em>Pembuatan mesin dan perkakas perlu ditunjang oleh produksi sejumlah komponen a.l. komponen peralatan panen, komponen konstruksi baja dan teknik sipil, komponen mesin tekstil, boiler, turbin, peralatan pembangkit, peralatan pompa, hingga alat ukur deteksi. Industri ini umumnya masih menggunakan BBM sebagai sumber energi.</em><br /><br /><em>Selama ini, industri mesin dan logam adalah salah satu sektor manufaktur yang dikenal boros energi. Padahal, di negara maju, mesin dan logam bukan lagi menjadi industri yang lahap energi dan mampu berproduksi secara efisien.</em><br /><br /><em><strong>Biaya transportasi</strong>.</em><br /><br /><em>Menurut Safiun, komposisi biaya energi, terutama BBM dan listrik, di industri mesin dan logam mencapai 12%-15%. Namun, kalkulasi itu baru mencakup proses pengolahan atau produksinya. “Jangan lupa, masih ada biaya transportasi yang juga akan naik 5% hingga 10%.”</em><br /><br /><em>Kenaikan biaya angkut itu makin mengguncang kinerja ekspor sektor mesin dan logam tahun depan seiring dengan terjadinya pelambatan ekonomi global.</em><br /><br /><em>Di sektor pelayaran, lonjakan harga minyak mentah dunia membuat operator domestik yang melayani angkutan pengumpan (feeder) dari dan ke Singapura berencana mengenakan biaya tambahan (surcharge). “Langkah ini akan ditempuh jika harga minyak dunia terus meningkat signifikan,” ujar Fleet Director PT Tresnamuda Sejati Lengkong MJ.</em><br /><br /><em>Lonjakan harga minyak mentah dunia saat ini berdampak serius terhadap pengoperasian kapal nasional yang melayani angkutan feeder. Apalagi biaya BBM mencakup 30%-40% komponen biaya operasional kapal.</em><br /><br /><em>Oentoro Surya, Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association, menambahkan kenaikan harga minyak akan berdampak pada fuel surcharge (biaya bahan bakar), bukan pada tarif ocean freight (ongkos pelayaran).</em><br /><br /><em>Kenaikan fuel surcharge itu akan berkisar 10%-20%. Di pihak lain kenaikan biaya operasional juga diperkirakan terjadi di industri penerbangan, dari 50% menjadi 60%.<br />(Hendra Wibawa/Aidikar M. Saidi/k1) (</em><a href="mailto:yusuf.waluyo@bisnis.co.id"><em>yusuf.waluyo@bisnis.co.id</em></a><em>)</em><br /><br />Biasanya kalau terjadi lonjakan seperti itu orang kecilah yang menjadi korbannya untuk itu mari kita bersama sama mengurangi beban mereka.Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6675753929014208612.post-91185944776247238812007-10-20T09:53:00.000-07:002008-03-20T09:58:48.217-07:00Mereka yang Membuat Perusahaan Maju dan BerkembangBeberapa waktu yang lalu warta ekonomi membeitakan mengenai sepak terjang dan peringkat CEO yang terbaik di Indonesia .<br />Berikut Petikannya secara utuh yang telah kami kliping.<br /><br /><em>Jum'at, 19 Oktober 2007 00:00 WIB - warta ekonomi.com<br /><br /><br />Profil CEO Idaman 2007<br /><br />Peringkat 1<br /><br />Michael D. Ruslim, Presdir PT Astra International Tbk.<br /><br />Untuk tahun ini, sebanyak 59,43% responden memilih Michael kembali menduduki peringkat pertama CEO Idaman 2007. Alasan utama mereka, Michael mampu mempertahankan eksistensi Astra, berkinerja baik, dan men-drive Astra maju di berbagai sektor (32%). Ekspansi Astra di sektor perbankan dan infrastruktur menjadi bukti kepiawaian Michael dalam mencermati peluang bisnis.<br /><br />Perhatian Michael terhadap kesejahteraan karyawan dan sikapnya yang terbuka juga diakui responden sebagai kelebihan Michael (16%). Responden juga memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan Michael memimpin perusahaan sehingga dikenal baik di dalam maupun di luar negeri (12%). Michael sendiri menganggap kepemimpinannya di Astra banyak ditopang oleh kuatnya corporate culture Astra.<br />###<br /><br />#2<br /><br />Agus D.W. Martowardojo, Dirut PT Bank Mandiri Tbk.<br /><br />Pada survei CEO Idaman dua tahun lalu, nama Agus berada di peringkat ke-9. Kemudian, tahun lalu pria kelahiran Amsterdam, 24 Januari 1956 ini naik ke peringkat ke-6. Kini, Agus menempati peringkat ke-2. Ada 39,15% responden yang memilih Agus sebagai CEO Idaman. Di antara mereka, 42,55% beralasan Agus berhasil membuat kinerja Bank Mandiri jauh lebih baik. Strategi bisnis Agus juga dinilai bagus dan inovatif (14,9%). Kepemimpinannya yang kuat, cerdas, bervisi jelas, fokus, dan bersih dari skandal pun menjadi alasan responden memilih ketua dewan penasihat Perbanas ini sebagai CEO Idaman.<br />###<br /><br />#3<br /><br />Rinaldi Firmansyah, Dirut PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.<br /><br />Saya Selalu Berpikiran Positif<br /><br />Menjadi CEO PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah pertaruhan karier bagi pria kelahiran Tanjung Pinang, 10 Juni 1960 ini. Apalagi, pada masa kepemimpinannya, gejolak internal pun mencuat. Pehobi basket dan pencak silat ini lalu membuat langkah-langkah konsolidasi. Hasilnya, gejolak itu teratasi. Kepada Fadjar Adrianto dan Houtmand P. Saragih dari Warta Ekonomi, Rabu (12/9) lalu, di ruang kerjanya, Rinaldi panjang lebar mengemukakan strateginya memimpin Telkom. Petikannya:<br /><br />Apa tanggapan Anda mengenai hasil survei Warta Ekonomi?<br /><br />Well... saya merasa surprise! Ini suatu kebanggaan, sekaligus tantangan. Ternyata banyak orang yang memperhatikan dan saya sama sekali tidak expect kalau ada survei mengenai CEO. Saya hanya berpikir bekerja sebaik mungkin untuk perusahaan. Ini bisa dipakai sebagai feedback untuk memperbaiki kinerja.<br /><br />Bagaimana rasanya menjadi CEO Telkom?<br /><br />Berat. Telkom adalah perusahaan dengan kinerja baik. Mempertahankan kinerja itu bukan pekerjaan gampang. Berbeda kalau menjadi CEO dari perusahaan rugi. Ditangani tetap rugi, orang maklum. Namun, kalau bisa untung, akan jadi prestasi besar. Kompetisi di industri telekomunikasi kian ketat. Istilah populernya, memasuki era red ocean. Telkom harus mencari blue ocean. Telkom harus menciptakan layanan-layanan baru guna meningkatkan kinerja.<br /><br />Anda menjadi CEO Telkom di tengah suasana internal yang bergejolak. Bagaimana mengatasinya?<br /><br />Pertama, saya berasumsi pada dasarnya semua orang baik. Jadi, saya selalu berpikiran positif, tak ada personal negative feeling. Kedua, melakukan komunikasi yang efektif dengan orang-orang terdekat, terutama jajaran direksi dan vice president. Ketiga, memberi trust. Keempat, attitude diri sendiri harus diperhatikan. Kelima, menciptakan tim manajemen dan jajaran komisaris yang solid. Itulah yang bisa membantu mengatasi persoalan tersebut.<br /><br />Adakah gaya kepemimpinan Anda terinspirasi dari CEO-CEO dunia, seperti Jack Welch dan Steve Jobs?<br /><br />Saya membaca biografi Michael Eisner, mantan CEO Disney, The Elephant Can Dance. Sewaktu Eisner datang ke Disney, tak banyak yang tahu kalau dia CEO-nya. Namun, tak satu pun CEO yang besar pengaruhnya bagi saya. Justru saya banyak belajar dari olahraga. Prinsip sportivitas banyak memengaruhi saya. Kalau menang tidak berlebihan, kalau kalah harus terima. Selain itu, pengalaman pribadi juga memberikan kontribusi. Kalau ditanya gaya kepemimpinan, saya tidak bisa menjawab. Waktu yang membuktikan.<br /><br />Bagaimana rasanya memimpin 25.000 orang karyawan?<br /><br />Saya beruntung memimpin perusahaan yang bergerak di infokom. Banyak media bisa digunakan untuk menyampaikan pesan. Ada website/portal perusahaan, TV internal bernama Indonet, buletin internal yang namanya Patriot, fasilitas video conference, dan SMS yang tiap minggunya selalu mem-broadcast Pesan CEO. Selain itu, secara berkala saya melakukan kunjungan ke daerah-daerah.<br /><br />Serikat Pekerja (SP) Telkom getol mengartikulasikan kepentingannya kepada publik. Bagaimana Anda menghadapinya?<br /><br />Tugas CEO tak hanya menjalin komunikasi dengan manajemen, tetapi juga dengan karyawan dan SP. Kami selalu mengajak dialog terbuka dan trust each other. Dalam teori manajemen, yang terpenting Anda harus berada dalam perahu dengan orang-orang yang benar dan punya visi sama. Kalau sudah sama, mau ke mana pun lebih gampang.<br /><br />Selama tujuh bulan memimpin Telkom, apa persoalan terberat yang Anda hadapi?<br /><br />Proses konsolidasi internal. Lalu, yang menjadi tantangan tersendiri adalah migrasi layanan Flexi dari frekuensi 1.900 MHz ke 800 MHz di DKI Jakarta dan Jawa Barat.<br /><br />Sempat mengalami kebuntuan?<br /><br />Sempat. Hal semacam itu pasti akan selalu ada.<br /><br />Mengatasinya?<br /><br />Salat, berdoa, dan kontemplasi.<br /><br />Sering sharing?<br /><br />Kalau dengan jajaran direksi, saya terbuka membicarakannya. Dalam buku The Toyota Way, salah satu bahasannya mengenai lining production system. Kunci sukses Toyota adalah membagi beban sama rata. Tugas CEO, selain memimpin dan membimbing, kalau ada beban juga harus di-share. Kadang tidak harus dengan direksi, tetapi bisa juga yang bukan direksi.<br /><br />Apa saja breakthrough yang sudah Anda lakukan?<br /><br />Seharusnya yang menilai bukan saya. Ada beberapa hal yang saya lakukan, tetapi belum bisa disebut breakthrough. Pertama, kami sinergikan Telkom dengan anak-anak perusahaan agar jauh lebih kuat. Kedua, mengubah paradigma berpikir tentang pengelolaan SDM. Ketiga, memberikan strategic roadmap dan merumuskan implementasinya ke depan.<br /><br />Benarkah seorang CEO andal harus berani melakukan breakthrough?<br /><br />Paling tidak, berani membuat keputusan.<br /><br />Soal rencana Telkom go international, akankah Anda realisasikan?<br /><br />Insya Allah. Kami sudah mulai. Mei lalu kami bentuk anak usaha bernama Telkom International yang bergerak dalam wholesales business untuk internasional. Ini cikal bakalnya. Kami ingin go international secara bertahap. Namun, go international bukan prioritas. Mengapa banyak operator telekomunikasi luar masuk Indonesia? Sebab, potensi pasar kita masih besar. Malaysia teledensitasnya 70%. Indonesia masih 35%.<br /><br />Apakah perusahaan sebesar Telkom masih perlu breakthrough? Mengapa tidak running business as usual?<br /><br />Telkom memang perusahaan besar, dan yang paling diperlukan adalah stabilitas. Namun, maksudnya breakthrough adalah memasuki wilayah baru bagi perusahaan. Misalnya, GE besar bukan karena usaha engineering-nya, melainkan lantaran masuk sektor finansial. Bisnis telekomunikasi berubah cepat. Kami berusaha leading the change. Lima tahun lalu kami tidak tahu teknologi 3G, kini sudah 3,5G dan 4G. Telkom sudah telanjur besar. Jadi, yang harus kami lakukan adalah bagaimana menjaga return kepada shareholder.<br /><br />Memimpin BUMN sarat dengan tekanan politis. Bagaimana Anda menyikapinya?<br /><br />Enjoy saja! Seharusnya kompensasi CEO BUMN lebih tinggi dibanding CEO swasta... hahaha. Kalau di swasta, yang dipikirkan hanya bisnis, tetapi di BUMN ada konstituen yang harus ikut dipikirkan.<br /><br />Apa kebijakan investasi Anda?<br /><br />Dari portofolio Telkom, investasinya diprioritaskan di selular. Kedua, memajukan broadband. Fixed line juga kami pertahankan, nantinya ke arah triple play yang tidak cuma suara, tetapi juga data dan gambar. Untuk menjaga pertumbuhan Telkom, kami juga membuat policy pertumbuhan unorganic. Artinya, kami akan melakukan akuisisi. Itulah sebabnya kami membuat divisi strategic investment.<br /><br />Ada kewajiban setoran dividen kepada negara. Apakah bisa menyeimbangkan dengan kebutuhan pengembangan Telkom?<br /><br />Bisa. Dividend policy itu adalah bagian dari capital management. Di samping setoran dividen yang tidak mengorbankan investasi, Telkom mungkin satu-satunya yang melakukan buy back saham-sahamnya. Ini akan meningkatkan shareholder value. Earning per share-nya meningkat, baik bagi pemegang saham maupun pemerintah. Itulah salah satu bentuk meningkatkan return pada pemegang saham.<br /><br />Telkom diharapkan bisa masuk dalam Fortune 500. Bisakah direalisasikan?<br /><br />Perusahaan yang masuk dalam Fortune 500 bukan berdasarkan kapitalisasi pasar, melainkan revenue. Majalah Forbes edisi 17 September 2007 memuat “Fabulous 50 Company: The Best Public Company”, dan dari Indonesia yang masuk hanya Telkom.<br />###<br /><br />#4<br /><br />Emirsyah Satar, President & CEO PT Garuda Indonesia<br /><br />Terbang Tinggi Bersama Garuda<br /><br />Isu safety seakan menampar Garuda Indonesia. Rabu (7/3) pagi, pesawat Garuda GA200 terbakar habis sesaat setelah mengalami fast-hard landing di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Ada 21 penumpang meninggal, termasuk beberapa jurnalis asal Negeri Kanguru yang sedianya akan meliput kegiatan Menlu Australia Alexander Downer, siang harinya. Banyak yang terhenyak mengingat Garuda adalah satu-satunya maskapai yang dianggap paling aman di negeri ini. Dalam lima tahun terakhir, Garuda “hanya” mengalami satu kali kecelakaan fatal—sebuah prestasi tersendiri untuk ukuran Indonesia.<br /><br />Emirsyah Satar, president & CEO PT Garuda Indonesia, tak mau gegabah memberi komentar. Menurut Emir, aspek safety dalam dunia transportasi selalu melibatkan tiga pihak: regulator, operator, dan penumpang. Ia tak ingin jika operator, dan pilot, selalu dalam posisi yang salah ketika terjadi kecelakaan pesawat. Meski masih terlilit utang US$750 juta, yang membuat perusahaan harus menyisihkan US$72 juta per tahun untuk membayar utang, Garuda tetap berinvestasi untuk peralatan safety. Salah satunya, sebagai konsekuensi peristiwa 9/11, tiap maskapai yang memiliki rute internasional harus memiliki pintu kokpit tahan peluru (bullet-proof cockpit door) seharga US$350.000 per unit. “Satu pintu seharga sedan Porsche,” cetus Emir.<br /><br />Latar belakang sebagai bankir mempermudah Emir bekerja di industri mana pun, termasuk penerbangan. Pria kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959 ini memulai kariernya sebagai auditor di Pricewaterhouse Coopers, lalu menduduki berbagai jabatan strategis di sejumlah bank dan lembaga keuangan. Pada 1998 hingga 2003 ia sempat menjadi direktur keuangan PT Garuda Indonesia, sebelum pindah ke PT Bank Danamon Tbk. selama dua tahun, dan kembali lagi ke Garuda pada 2005 sebagai pucuk pimpinan.<br /><br />Di mata responden survei CEO Idaman 2007, Emirsyah Satar dinilai mampu mengelola perusahaan sekaliber Garuda dengan baik (31,25%). Selain itu, kesediaannya menerima jabatan CEO Garuda, kala ia masih menjabat deputy CEO Bank Danamon, dinilai responden sebagai sikap yang profesional (25%) dan mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih jelas dan baik (12,5%).<br /><br />Untuk menyelamatkan Garuda, Emir membaginya dalam tiga tahap. Pertama, tahap penyelamatan (survival) yang berdurasi dua tahun dan bertujuan meminimalisasi kerugian. Pada semester I 2007 Garuda mencatat laba Rp148 miliar. Padahal, tahun sebelumnya masih merugi Rp361 miliar. Misi pertama tercapai. Misi kedua, tahap turn around pada 2008–2009. Di masa ini, perusahaan fokus dalam peningkatan pelayanan, efisiensi, dan daya saing. Ketiga, tahap pertumbuhan pada 2010. Pada tahap itu Garuda siap untuk melakukan IPO. “Setelah perusahaan sehat, baru kami tawarkan ke publik,” tutur Emir.<br />***<br /># 5<br /><br />Eduardus Paulus Supit, Presdir PT Astra Otoparts Tbk.<br /><br />Visinya Tajam<br /><br />Masuknya Eduardus Paulus Supit dalam daftar CEO Idaman 2007 tidak mengejutkan. Tahun lalu, alumnus ITB ini juga masuk sepuluh besar. Waktu itu ia masih presdir PT Asuransi Astra Buana (Garda Oto). Ini artinya, walau pindah perusahaan, ternyata pamor dan ketenarannya tak berkurang, bahkan naik. Lihat saja, kalau pada 2006 dia berada di peringkat ke-9, tahun ini naik ke peringkat ke-5. Edi Supit, begitu dia biasa disapa di lingkungan Grup Astra, dipilih oleh 36,63% responden.<br /><br />Naiknya peringkat ini boleh jadi karena keberhasilan Edi Supit mengembangkan Garda Oto. Lihat saja, selama delapan tahun kepemimpinannya, Garda Oto tumbuh menjadi perusahaan asuransi yang disegani. Selain produknya lengkap, asuransi ini dikenal memiliki layanan yang prima. Dari sisi kinerja juga memuaskan. Selama 2006 pendapatan preminya mencapai Rp996 miliar, tumbuh 13% dibandingkan tahun 2005. Peningkatan ini membuat laba bersihnya melonjak 20% menjadi Rp281,8 miliar pada 2006.<br /><br />Pengalaman Edi Supit dalam memimpin perusahaan memang tak diragukan. Sebelum di Garda Oto, eksekutif yang dikenal kalem ini sempat menjadi direktur pengelola PT Astra Nissan Diesel Indonesia. Pada saat yang sama, dia juga menjabat chief executive of Astra International Nissan Diesel Sales Operation dan direktur pengelola Nanning Summit Motors Ltd. di Cina.<br /><br />Hasil survei Warta Ekonomi tentang CEO Idaman 2007 menyajikan temuan menarik. Tahun lalu Edi Supit terpilih karena dianggap dapat membawa perusahaannya menjadi besar dengan visi-misinya yang tajam. Hal itu dibuktikannya lewat berbagai inovasi produk dan layanan Garda Oto.<br /><br />Nah, tahun ini ternyata alasan responden masih mirip. Sebanyak 34% responden menilai Edi Supit mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih maju. Bisnisnya berkembang dan kinerjanya memuaskan. Selanjutnya, 14% responden melihat dari sisi mutu layanan. Mereka menilai Edi Supit sukses membawa perusahaan untuk bisa memberikan layanan konsumen yang memuaskan pelanggan. Hal ini kemudian diperkuat oleh alasan 21% responden yang menganggapnya memiliki strategi pemasaran yang baik. Menurut mereka, Edi Supit cukup berhasil menerapkan manajemen promosi dan pengembangan merek. Hal ini bisa dilihat dari minat konsumen terhadap produk mereka.<br /><br />Kini, Edi Supit memang menghadapi tantangan yang agak berbeda. Kalau di Garda Oto berhadapan dengan pasar ritel, di Astra Otoparts konsumennya lebih banyak perusahaan. Jadi, kepiawaiannya benar-benar diuji, mengingat Astra Otoparts kini tengah berlari kencang. Selain kerap mengakuisisi perusahaan-perusahaan penghasil komponen kendaraan, mereka belakangan berekspansi ke Vietnam dengan membuat pabrik komponen berskala kecil, bermitra dengan pengusaha lokal.<br />***<br /><br /># 6<br /><br />Hilmi Panigoro, CEO PT Medco Energi Internasional Tbk.<br /><br />Bukan di Bawah Bayang-Bayang Sang Kakak<br /><br />Sofjan Wanandi menyebut Keluarga Panigoro sebagai salah satu newcomers di jajaran Money Makers of the Year 2007. Memang, PT Medco Energi Internasional Tbk. (Medco Energi) bak mendapat durian runtuh akibat naiknya harga minyak dunia, yang pada 19 September 2007 menembus angka US$82,5 per barel. Tak ayal, keuntungan Medco Energi pada 2007 ini bakal melonjak.<br /><br />Apalagi, baru-baru ini Medco sukses menemukan sumur minyak baru di Libia. Dari empat sumur, tiga di antaranya merupakan sumur discovery, dengan kapasitas produksi 10.000 barel per hari per sumur. Sumur Libia ditambang pada September 2007.<br /><br />Grup Medco identik dengan sang pendiri, Arifin Panigoro. Meski begitu, kini sehari-hari Grup Medco dikendalikan oleh Hilmi Panigoro, yang juga CEO Medco Energi. Hilmi membantah jika faktor keluargalah yang membuatnya dipercaya menjadi CEO Grup Medco. Sebab, meski dia adik Arifin Panigoro, Hilmi adalah seorang profesional yang kompeten. Sebelum diminta mengelola Grup Medco, selama 15 tahun Hilmi bekerja di perusahaan migas asal AS, Huffco/VICO. Jabatan terakhir Hilmi pada 1981 pun terbilang tinggi, vice president and director of Business Process Reengineering.<br /><br />Menurut survei Warta Ekonomi, Hilmi menempati peringkat ke-6 CEO Idaman 2007. Responden memilih Hilmi karena dianggap mampu mengelola Medco Energi dan memperbesar keuntungan perusahaan (35%). Sampai dengan kuartal I 2007, Medco Energi membukukan laba bersih US$15,8 juta, atau tumbuh 17% dibandingkan tahun lalu.<br /><br />Alasan lainnya, 16% responden menganggap Hilmi adalah sosok CEO yang cerdas, namun rendah hati. Sejatinya, Hilmi memang penyandang gelar MBA dari Thunderbird University, Arizona, AS, tahun 1984. Ia juga meraih gelar Master of Science dari Colorado School of Mines, AS, tahun 1989.<br /><br />Responden juga menilai Hilmi sebagai CEO yang berwawasan jauh ke depan alias visioner (12%). Hilmi, yang aktif di Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), memandang natural based resources business merupakan keunggulan komparatif dan kompetitif Indonesia. “Itu sebabnya business roadmap Medco berkonsentrasi ke sana,” ujar Hilmi. Ia juga tak gentar menjajaki pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. “Memang, tantangan utama dan paling berat adalah bagaimana mendapatkan dukungan publik,” paparnya. Namun, Hilmi mempertanyakan, sampai berapa lama pasokan listrik di Jawa akan mencukupi permintaan jika tanpa nuklir? “Di Perancis, 80% listriknya itu dari nuklir,” tambahnya, membandingkan. HP, demikian penggemar musik klasik ini akrab disapa karyawannya, selalu menekankan tiga prioritas Medco Energi: memperluas eksplorasi, meningkatkan produktivitas lapangan yang sudah ada, dan memperketat balancing portfolio Medco Energi.<br /><br />###<br /><br />#7<br /><br />Purnomo Prawiro, Presdir Grup Blue Bird<br /><br />Pak Pur, panggilan akrab Purnomo Prawiro, sebenarnya adalah seorang dokter. Ia lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1974. Bungsu dari tiga bersaudara ini pernah cukup lama menjadi pegawai Departemen Kesehatan. Bahkan, ia sempat menjadi kepala Rumah Sakit Karya Bhakti, Bogor. Namun, pria kelahiran Surabaya, 18 Oktober 1947 ini kemudian meninggalkan status pegawai negerinya dan lebih memilih membesarkan bisnis taksi Blue Bird yang dirintis oleh ibunya.<br /><br />Di tangan Purnomo, bisnis taksi Blue Bird berkembang pesat hingga menjadi operator taksi terbesar di Indonesia. Ujar Purnomo, dirinya hanyalah menyiram bibit bisnis yang ditanam ibunya untuk menjadi besar. Kesuksesan Purnomo sebagai pengusaha taksi ini kemudian dilirik Ernst&Young Indonesia yang memberinya penghargaan sebagai Service Entrepreneur of the Year 2002.<br /><br />Dalam survei CEO Idaman 2007, nama Pak Pur juga memperoleh tempat terhormat. Sebanyak 34,33% responden memilih pehobi berenang ini sebagai CEO idaman mereka. Alasan utama mereka, Purnomo memiliki visi dan misi yang jelas, sehingga mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih baik (28%). Bendahara Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia ini juga dianggap mampu mengelola Grup Blue Bird dengan baik dan bisa memberi image yang bagus bagi Grup Blue Bird. Selain itu, ketua Majelis Wali Amanat UI ini dinilai tetap low profile (16%), meskipun sudah sering mendapat penghargaan.<br /><br />###<br /><br />#8<br /><br />Soebronto Laras, Presdir PT Indomobil Suzuki International<br /><br />Jagoan Membesarkan Brand<br /><br />Tahun 1984 Suzuki menguasai pangsa pasar otomotif terbesar di Indonesia. Prestasi ini membuat Soebronto Laras, kala itu presdir PT Indomobil Suzuki International, memboyong seluruh pimpinan dealer mengunjungi pabrik Suzuki di Jepang. “Ada 250 orang yang diajak ke Jepang. Ini termasuk langkah fenomenal yang diambil Soebronto,” kisah Freddy Sutrisno, sekjen Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo), Jumat (21/9) lalu.<br /><br />Freddy, yang mengenal Soebronto sejak bergabung di Suzuki pada 1981, tak ragu dengan kepiawaian Soebronto dalam memimpin. Itu tercermin dari survei CEO Idaman 2007 yang menempatkan Soebronto pada peringkat ke-8. Responden beralasan, Soebronto berhasil menjaga perusahaan tetap eksis, sarat pengalaman, berpengetahuan luas, cerdas, memiliki leadership yang baik, karismatik, konsisten dalam pekerjaan, perhatian kepada karyawan, dan berjiwa sosial.<br /><br />Dibesarkan oleh seorang importir mobil membuat Soebronto sejak kecil akrab dengan dunia otomotif. Setamat SMA, pria kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1943 ini melanjutkan studinya ke Paisley College for Technology, Inggris, pada 1965. Ia mengambil jurusan rekayasa mesin. Pada waktu bersamaan, ia juga menempuh studi di Hendon College for Business Management, Inggris.<br /><br />Kembali ke Tanah Air pada 1972, ia langsung dipercaya menduduki jabatan direktur di PT Saphira Pillar Motor hingga 1974. Lalu ia melanjutkan kariernya sebagai direktur di PT First Chemical Industry yang bergerak dalam bidang formika, alat-alat plastik, dan perakitan kalkulator, serta dirut di PT Indohero Steel Engineering & Co.<br /><br />Pada 1984 Soebronto menjabat sebagai dirut PT National Motors Co. dan PT Unicor Prima Motor, perakit mobil Mazda, Hino, dan sepeda motor Binter, serta presdir PT Indomobil Niaga International. Semenjak 1985, sejumlah jabatan penting di berbagai perusahaan besar juga diembannya.<br /><br />“Keunggulan Soebronto terletak pada kemampuannya membesarkan brand kendaraan dari perusahaan yang dipimpinnya,” ujar Freddy. Kemampuan inilah yang membawa setiap perusahaan yang dipimpinnya tetap eksis. Meski begitu, Soebronto tidak lupa diri. Menurut Freddy, di tengah aktivitasnya yang padat, Soebronto senantiasa memperhatikan karyawannya. “Dia pasti menyempatkan diri untuk menghadiri pernikahan atau inisiasi anak-anak karyawan, walaupun itu di kampung-kampung sekalipun,” papar Freddy.<br /><br />Di samping sibuk berbisnis, Soebronto juga aktif dalam sejumlah asosiasi, seperti Kadin Indonesia, Gakindo, PAASMI, dan IMI. “Selain sebagai pengamat otomotif, dia juga seorang olahragawan yang masih bugar meski usianya sudah menginjak 64 tahun,” tutur Freddy. Soebronto memang gemar berolahraga tenis, joging, renang, reli, dan badminton.<br /><br />###<br /><br /># 9<br /><br />Betti S. Alisjahbana, Presdir PT IBM Indonesia<br /><br />Betti adalah satu dari dua wanita, selain Mooryati Soedibyo, yang masuk 10 besar CEO Idaman 2007 lantaran dipilih oleh 28,29% responden. Ada dua alasan utama responden. Pertama, Betti dinilai mampu memimpin dan mengelola perusahaan sebesar IBM. Kedua, Betti bisa mengembangkan bisnis IBM di Indonesia, mampu membuat produk-produk IBM dikenal dan diminati masyarakat. Responden juga kagum kepada perempuan kelahiran 2 Agustus 1960 ini karena wawasannya yang luas, ulet, dan cerdas. Lulusan jurusan arsitektur ITB ini mengawali kariernya sebagai marketing trainee di IBM pada 1984. Kemudian kariernya terus menanjak sebagai marketing manager, general marketing, dan direktur sales & marketing di IBM, hingga akhirnya menjadi presdir sejak 1999.<br /><br />###<br /><br /># 10<br /><br />Anindya Bakrie, CEO & President Director PT Bakrie Telecom Tbk.<br /><br />The Prince Charming<br /><br />Kisah bisnis Anindya bermula ketika ia mendirikan Capital Management Asia Pte. Ltd (CMA), perusahaan fund management, bersama teman-teman semasa SMA dan kuliah. Anak-anak muda itu memilih Singapura sebagai markas CMA. Lewat CMA, lulusan Northwestern University, Illinois, AS, ini menyebar informasi peluang bisnis di Indonesia. Belum genap setahun berdiri, perusahaan ini sudah menggaet klien dari sejumlah negara.<br /><br />CMA masuk ke Indonesia dengan membeli 40% saham PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), yang notabene milik keluarga Anindya, Januari 2002. Kendati demikian, secara operasional CMA tak punya hubungan dengan Grup Bakrie. Sebenarnya, pria yang akrab dipanggil Anin ini ingin melepaskan diri dari keterkaitan dengan sang ayah, Aburizal Bakrie, dan pamannya, Nirwan D. Bakrie. Kala itu, Anin didukung oleh Nalin Rathod, mantan CEO Grup Bakrie, yang dianggapnya sebagai guru. Namun, fakta berkata lain.<br /><br />Anin, kala itu 27 tahun, mau menerima tanggung jawab besar memimpin ANTV yang terlilit utang Rp1,2 triliun, plus beban bunga Rp200 miliar. Untuk mengatasinya, ia melakukan skenario penyehatan, yakni restrukturisasi utang dan SDM, memperketat standard operating procedure, dan mempertajam target pasar ANTV. Ketika Star TV membeli 20% saham ANTV, citra stasiun itu kembali cemerlang dan rating-nya ikut melonjak. Bahkan, menurut ACNielsen, rating ANTV sempat melonjak dua kali lipat saat menayangkan kedatangan Presiden AS, George Bush, ke Indonesia, November 2006.<br /><br />Di telekomunikasi, di bawah kepemimpinan Anin, PT Bakrie Telecom—dahulu Ratelindo—mempertajam fokus bisnis inti dengan mengembangkan teknologi CDMA. Peluncuran Esia terjadi menjelang penghujung 2003. Pada semester I 2007, pelanggan Esia sudah 2,2 juta—melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tentu saja peningkatan ini berimbas pada pendapatan Bakrie Telecom. Per 30 Juni 2007, pendapatan bersih perseroan mencapai Rp493,2 miliar, naik 94% dibandingkan periode sebelumnya.<br /><br />Anindya pernah bekerja sebagai analis finansial di Salomon Smith Barney Inc., New York, AS. Pada 1998 ia sempat terlibat kasus insider trading yang mengakibatkan seorang rekannya terkena hukuman kurungan. Meski demikian, sepulangnya ke Indonesia dan membayar denda US$40.000, Anindya meniti karier kembali dari Indonesia dan berhasil mendapat MBA di Universitas Stanford Graduate School of Business, Juni 2001. Di mata responden, pria ini patut menjadi CEO Idaman 2007 karena mampu mengemban kepercayaan saat masih muda (60%), di samping bisa membuat perusahaan berkembang pesat (20%), dan memiliki strategi bisnis yang baik (20%).<br /><br />###<br /><br /><br /># 11<br /><br />Trihatma K. Haliman, CEO Grup Agung Podomoro<br /><br />Analis properti Panangian Simanungkalit menyebut Trihatma sebagai “begawan baru” properti Indonesia. Dilihat dari skala dan kapitalisasi propertinya, Trihatma adalah pengembang terbesar saat ini. Trihatma dikenal sangat agresif, pekerja keras, dan disiplin. Tepat waktu adalah bukti kedisiplinan Trihatma. Tiga keseimbangan hidup menjadi prinsipnya, yaitu waktu mencari uang, waktu beribadah, dan waktu berbagi dengan sesama.<br /><br />Sebanyak 26,14% responden memilih Trihatma sebagai CEO idamannya. Alasan utamanya (30%), dia mampu mengelola perusahaannya menjadi lebih maju. Alasan berikutnya (20%), Trihatma dapat melihat peluang bisnis untuk memperluas pangsa pasar. Beberapa proyek properti prestisiusnya, di bawah bendera Agung Podomoro, adalah sejumlah apartemen dan perumahan mewah, seperti Thamrin Residences, Mediterania, The Peak, Central Park, Permata Hijau, dan Kelapa Gading.<br />###<br /><br /><br /># 12<br /><br />Stanley S. Atmadja, Presdir PT Adira Dinamika Multifinance Tbk.<br /><br />Ada tiga alasan utama responden menjagokan Stanley, yakni inovatif (24,14%), mampu membawa perusahaan lebih maju (24,14%), dan memiliki strategi pemasaran yang baik sehingga produk dan layanannya diminati masyarakat (20,69%). Kesukaan pada otomotif membuat pria kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1956 ini berkarier tak jauh dari dunia mobil. Awal kariernya ditapakkan di PT Metro Sarana Motor, dealer resmi Astra, sebelum bergabung di Citicorp Leasing Indonesia. Pada 1991, Stanley turut mendirikan PT Adira Dinamika Multifinance, yang berkembang menjadi Grup Adira. Kelompok usaha ini memiliki 12.077 karyawan dan 11 anak usaha. Asetnya mencapai Rp11 triliun. Kini, 75% saham Adira Finance dikuasai Bank Danamon.<br /><br />Pada akhir 2004, Stanley mengembangkan lebih jauh bisnis dealer mobil Grup Adira, yaitu Adira Mobil, yang ditandai dengan perubahan nama perusahaan menjadi ASCO Automotive. Ini singkatan dari Atmadja Stanley Corporation. ASCO terdiri dari empat perusahaan yang menangani penjualan empat merek mobil dan body repair. Ia juga menerbitkan Ascomaxx, free magazine yang khusus membahas otomotif.<br /><br />###<br /><br />#13<br /><br />Harun Hajadi, Dirut PT Ciputra Surya Tbk.<br /><br />Bersama istrinya, Juanita, Harun memimpin subholding Grup Ciputra yang mengelola proyek-proyek perumahan skala kota di dalam negeri, di antaranya, di Jakarta, Semarang, Bali, Medan, dan Manado. Salah satu master piece proyek propertinya adalah perumahan Citra Raya di Surabaya, yang dijuluki sebagai “The Singapore of Surabaya”. Harun mengaku konsep perumahan itu memang mengacu pada tata kota Singapura, ketimbang Eropa atau AS.<br /><br />Sebanyak 25,81% responden memilih Harun sebagai CEO Idaman. Alasannya, Harun mampu mengelola perusahaan hingga maju pesat (38,09%). Mereka juga menilai Harun memiliki visi dalam melihat peluang bisnis (33,32%), serta berani dan inovatif (28,57%).<br /><br />Pria 47 tahun ini mengawali kariernya dari bawah, yakni sebagai business development manager Grup Ciputra pada 1988. Dua tahun kemudian, ia sudah menduduki posisi managing director Grup Ciputra, direktur PT Ciputra Development Tbk., dan presiden direktur PT Ciputra Surya Tbk.<br />###<br /><br />#14<br /><br />Tony Chen, Presdir PT Microsoft Indonesia<br /><br />Tony kerap disangka ekspatriat. Padahal, ayah tiga anak ini sebenarnya lahir di Medan, 40 tahun silam. Sebanyak 25,50% responden memilih Tony sebagai CEO Idaman 2007. Alasan mereka, Tony memiliki strategi bisnis yang baik, sehingga Microsoft tetap menjadi market leader di Indonesia (31,83%). Ia juga dikenal inovatif (22,73%) dan mampu mengelola perusahaan yang masuk dalam Fortune 500 (13,65%). Tony menjabat presdir PT Microsoft Indonesia sejak Mei 2003, setelah setahun menjabat direktur untuk Enterprise Sales and Partner Group Microsoft. Sebelumnya, Tony pernah singgah di Dun & Bradstreet, Singapura, dan PT Oracle Indonesia.<br /><br />###<br /><br />#15<br /><br />Ari H. Soemarno, Dirut PT Pertamina<br /><br />Pria kelahiran Yogyakarta, 14 Desember 1948 ini merupakan pejabat karier di Pertamina. Ia telah 30 tahun di sana. Di bawah kepemimpinannya, Pertamina mematok target menjadi pemain internasional pada 2018. Untuk itu, mereka gencar melakukan transformasi. Lulusan Studien Kolleg, Aachen University, Jerman, ini dipilih menjadi CEO Idaman oleh 25,1% responden. Alasan responden, karena ia bisa mengelola perusahaan besar dengan tingkat kesulitan yang tinggi (30%). Di samping itu, ia dianggap bijaksana (15%) dan disiplin (10%). Ke depan, tantangan Pertamina memang kian berat. Di sektor hilir, misalnya, dahulu Pertamina mendominasi bisnis SPBU. Kini, muncul pemain-pemain baru kelas dunia, seperti Petronas dan Shell yang juga mulai menggeluti bisnis yang sama.<br /><br />###<br /><br />#16<br /><br />Maurits Daniel Rudolf Lalisang, Presdir PT Unilever Indonesia Tbk.<br /><br />Maurits masuk dalam daftar CEO Idaman karena kemampuannya membawa perusahaan multinasional itu bertambah besar, maju, dan terkenal (35,89%). Selain itu, alumnus jurusan administrasi niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, ini dianggap memiliki strategi bisnis yang bagus, sehingga produk-produk Unilever diminati oleh masyarakat (20,51%). Tahun ini majalah BusinessWeek menempatkan Unilever Indonesia pada peringkat pertama Perusahaan Asia Terbaik 2007. Maurits memulai kariernya sebagai salesman yang keluar masuk pasar pada 1980, sebelum kemudian menjadi presdir pada 2004.<br />###<br /><br />#17<br /><br />Sudhamek A.W.S., CEO PT Garudafood Group<br /><br />Pada 2005 Sudhamek diakui sebagai salah satu pengusaha terbaik dunia dalam ajang World Entrepreneur of the Year, bersama 34 pengusaha dari 32 negara lainnya. Itu karena pria kelahiran 20 Maret 1956 ini berhasil mengembangkan bisnis Garudafood, sehingga produknya, Kacang Garuda, menguasai 81% pangsa pasar kacang di Indonesia. Sudhamek terpilih sebagai CEO Idaman karena mampu membawa Garudafood bertambah besar, maju, dan terkenal (19,45%), inovatif (19,45%), serta memiliki strategi bisnis yang bagus, sehingga produknya diminati masyarakat, mampu bersaing dengan produk asing, dan meningkat penjualannya (19,44%).<br />###<br /><br />#18<br /><br />Sigit Pramono, Dirut PT Bank Negara Indonesia Tbk.<br /><br />Pria murah senyum ini menjabat dirut BNI sejak 17 Desember 2003. Lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, dan program MBA bidang Manajemen Business International, Prasetiya Mulya, ini bak kutu loncat. Sebelum di BNI, Sigit menjabat presdir BII dan senior vice president Credit Recovery Bank Mandiri. Bak dokter, Sigit dikenal bertangan dingin menangani bank bermasalah. Ia bak montir bank-bank mogok. Tak heran jika 19,72% responden memilih penggemar fotografi ini sebagai CEO idamannya. Alasan mereka memilih Sigit beragam. Sebanyak 64% dari total responden yang memilihnya menganggap pria ini mampu membuat kinerja BNI menjadi lebih baik. Ia dipandang bisa menyelesaikan kasus pembobolan dana triliunan rupiah beberapa waktu lalu. Sigit juga dinilai memiliki visi yang jelas dan inovatif.<br /><br />###<br /><br />#19<br /><br />Anthony Salim, President Director & CEO PT Indofood Sukses Makmur Tbk.<br /><br />Putra pertama Sudono Salim ini sangat low profile. Anthony menjadi presdir Indofood sejak 2004, dan saat ini ia juga menjabat CEO Grup Salim dan chairman di First Pacific Group, Hong Kong. Anthony mengenyam pendidikan bisnis dari Ewell Country Technical College, London, Inggris. Dalam tiga tahun terakhir, pria berkacamata ini berhasil mengangkat kinerja Indofood. Pendapatannya meningkat dari Rp18,7 triliun (2005) menjadi Rp21,9 triliun pada 2006. Laba bersih Indofood juga melonjak dari Rp124 miliar menjadi Rp661,2 miliar. Berkat prestasinya itu, banyak responden memilihnya sebagai CEO Idaman 2007. Ia dianggap berhasil menjadikan perusahaan maju dan lebih besar. Anthony juga sosok yang bisa mengelola perusahaan dan karyawan. Alasan terakhir, dia inovatif. Tahun lalu, Anthony menempati peringkat ke-2 CEO Idaman.<br /><br />###<br /><br />#20<br /><br />Djohan Emir Setijoso, Presdir PT Bank Central Asia Tbk.<br /><br />Kendati sepi publikasi, Djohan disegani kalangan perbankan. Keberhasilan BCA selama ini tak lepas dari tangannya. Tahun lalu laba bersih BCA mencapai Rp4,2 triliun, naik 17,9% dibandingkan pada 2005. Djohan menjabat presdir BCA sejak akhir 1999. Sebelum di BCA, dia sempat menjadi direktur pengelola BRI dan komisaris utama Bank Inter Pacific. Lulusan IPB ini dipilih responden karena dianggap mampu membuat kinerja BCA makin baik. Sisi pribadi ternyata juga menjadi penilaian. Selain visinya jelas, Djohan dianggap memiliki karakter dan perilaku yang baik.<br /><br />###<br /><br />#21<br /><br />Hasnul Suhaimi, Presdir PT Excelcomindo Pratama Tbk.<br /><br />Pria kelahiran Bukittinggi, 23 April 1957 ini dipilih menjadi CEO Idaman dengan empat alasan utama: brilian (25%), dipercaya membawa perusahaan di usianya yang masih muda (25%), mampu membawa perusahaannya menjadi lebih maju (25%), dan mempunyai reputasi yang bagus (25%). Hasnul menjadi presdir XL sejak September 2006. Ia pernah menduduki berbagai jabatan senior di PT Indosat Multi Media Mobile (IM3), PT Telkomsel, dan PT Indosel, anak perusahaan Indosat. Sejak 2002 Hasnul dipercaya menjabat dirut PT Indosat Tbk. sampai 2006. Sebagai batu loncatannya sebelum pindah ke XL, lulusan University of Hawaii ini sempat menjadi business advisor untuk Telekom Malaysia International Sdn. Bhd. sejak Juli 2006.<br />###<br /><br />#22<br /><br />Irfan Setiaputra, Managing Director PT Cisco Systems Indonesia<br /><br />Mayoritas responden memilih Irfan Setiaputra sebagai salah satu CEO Idaman 2007 dengan alasan sarjana teknik informatika ITB ini berhasil membawa Cisco Systems Indonesia menjadi perusahaan yang lebih berkembang (16,67%). Selain itu, Irfan dikenal sebagai CEO yang low profile (16,67%) dan memiliki performance yang bagus (16,66%). Pria kelahiran 24 Oktober 1964 ini memiliki pengalaman lebih dari 17 tahun di industri telekomunikasi dan TI di Indonesia. Sebelum bergabung dengan Cisco, Irfan adalah direktur pengelola Linknet Internet Access Broadband Services Business Group di Across Asia Multimedia. Pehobi sepak bola dan nge-blog ini juga sempat berkarier di PT IBM Indonesia dengan prestasi konsisten sebagai top sales performer.<br />###<br /><br />#23<br /><br />BRA Mooryati Soedibyo, Presdir PT Mustika Ratu Tbk.<br /><br />Responden memilih cucu Sri Susuhunan Paku Buwono X dari Keraton Surakarta ini sebagai CEO Idaman dengan beragam alasan. Sebanyak 26,09% responden memilihnya karena ia berhasil membuat produknya diminati masyarakat dan mampu bersaing dengan produk asing serta membuat perusahaannya terkenal. Mooryati yang baru saja meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia ini juga dinilai sebagai sosok yang berjiwa sosial (13,05%), serta berwawasan luas dan terbuka (13,05%).<br /><br />Perjalanan karier Mooryati diawali pada 1973. Bermula dari hobi minum jamu, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha. Ramuan jamu resep Keraton Surakarta, yang semula diberikan kepada teman-temannya, akhirnya berubah menjadi bisnis. Produknya diekspor ke 20-an negara, seperti Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, dan negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei. Kini, produk jamunya berkembang menjadi 800 item, mulai dari yang untuk balita, umum, super, hingga produk premium.<br />###<br />#24<br /><br />Yungky Setiawan, Dirut PT Bank Mega Tbk.<br /><br />Yungki terpilih menjadi CEO Idaman karena dianggap memiliki kinerja yang bagus, sehingga mampu membuat bank yang dipimpinnya menjadi lebih baik (33,34%). PT Bank Mega Tbk. awalnya merupakan bank keluarga yang berdiri pada 1969. Kemudian Grup Para mengambil alih bank ini melalui PT Para Global Investindo dan PT Para Rekan Investama pada 1996. Kala itu, saat banyak bank terkapar dan harus disuntik BLBI, Bank Mega masih berdiri tegar. Yungki juga terpilih menjadi CEO Idaman karena dikenal sebagai seorang pemimpin yang visioner (11,12%), dan mampu memotivasi karyawan untuk mencetak kinerja yang baik pula (11,12%).<br /><br />###<br /><br />#25<br /><br />Armando Mahler, Presdir PT Freeport Indonesia<br /><br />Armando menjadi presdir PT Freeport Indonesia sejak Juni 2006. Ia adalah insinyur pertambangan yang berkarier di Freeport selama 23 tahun dan telah menduduki berbagai posisi penting. Sebelumnya, Armando menjabat sebagai vice president sejak Februari 2002 hingga September 2004, dan executive vice president sejak September 2004 hingga Juni 2006 di Freeport. Ia dipilih sebagai CEO Idaman oleh responden karena dianggap mampu mengelola perusahaan multinasional (36,36%), memberi perhatian lebih terhadap kesejahteraan karyawan (27,27%), dan memiliki leadership yang baik (18,18%).<br /><br />Di tangan Armando, Freeport berusaha memanfaatkan penggabungan antara keunggulan operasional dan inovasi teknologi yang membuatnya lebih maju, baik di penambangan terbuka, bawah tanah, maupun dalam pengolahan mineral. Dalam kepemimpinannya pula, perusahaan yang beroperasi di lahan dengan cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia ini banyak meluncurkan program-program Corporate Social Responsibility.</em><br /><em></em><br />Nah untuk CEO CEO lain pasti akan muncul di tahun 2008 siapa menyusul...?Kliping Berita Ekonomi Nasional dan Internasionalhttp://www.blogger.com/profile/07508871826714203263noreply@blogger.com0